https://blantika.publikasiku.id/
558
Blantika: Multidisciplinary Jornal
Volume 2 Number 6, April, 2024
p- ISSN xxxx-xxxx e-ISSN 2985-4199
DUKUNGAN KELUARGA PASIEN PASKA OPERASI TERHADAP
KEPATUHAN PASIEN SELAMA BERADA DI RUANG PERAWATAN
Junifer Dame Panjaitan
1
, Vavi Rahmah
2
, Ezhar Eka Septian Maliky
1,2,3
Universitas Mpu Tantular, Jakarta, Indonesia
Email: junifer@gmail.com
ABSTRAK
Setiap tindakan operasi memiliki karakteristik khusus, dan dampak paska operasi dapat bervariasi
tergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Untuk mempercepat kesembuhan pasien paska operasi,
maka dibutuhkan kepatuhan berobat pada pasien paska operasi untuk memastikan pemulihan yang
optimal dan mencegah komplikasi. Kepatuhan berobat adalah kewajiban pasien sesuai dengan UU no 17
th 2023 pasal 277 ayat b. Dan keluarga memiliki kewajiban untuk membantu pasien agar dapt mematuhi
segala aturan yang diberikan oleh Rumah Sakit dan Tenaga Kesehatan sesuai dengan UU no 17 th 2023
pasal 5 ayat b bahwa : “Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi
orang lain yang menjadi tanggungjawabnya.”. Namun terkadang, pemahaman keluarga pasien mengenai
kewajiban ini masih rendah. Masih banyak keluarga yang mengabaikan kepatuhan terhadap aturan RS
dan Nakes dengan alasan : pasien menolak, atau pasien menginginkan sesuatu yang tidak diperbolehkan
secara aturan RS (seperti makanan), atau alasan kasihan terhadap kondisi pasien jika mengikuti aturan
RS dan Nakes. Padahal dengan dukungan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengikuti perawatan
dengan lebih baik. Semakin pasien patuh menjalani perawatan akan semakin terhindar dari komplikasi
penyakitnya. Adapun penulisan jurnal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan tentang pengobatan pasien paska operasi selama di ruang perawatan Rumah
Sakit. Metode yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif yang dikolaborasikan dengan
penelitian hukum empiris. Kesimpulan. Dukungan Keluarga sangat penting khususnya pada pasien
paska operasi untuk menjalani proses pengobatan. Agar dapat mempercepat pemulihan pasien.
Kata kunci: pasien paska operasi, dukungan keluarga, kepatuhan
ABSTRACT
Each surgical procedure has specific characteristics, and the post-operative impact may vary depending
on the type of surgery performed. To speed up the recovery of post-operative patients, it is necessary to
comply with treatment in post-operative patients to ensure optimal recovery and prevent complications.
Compliance with treatment is the patient's obligation in accordance with Law no. 17 of 2023 article 277
paragraph b. And the family has an obligation to help patients comply with all the rules given by
hospitals and health workers in accordance with Law no. 17 of 2023 article 5 paragraph b that: "Every
person is obliged to maintain and improve the health status of other people for whom they are
responsible." . However, sometimes, the patient's family's understanding of this obligation is still low.
There are still many families who ignore compliance with hospital and health workers' rules for reasons:
the patient refuses, or the patient wants something that is not permitted according to hospital rules (such
as food), or for reasons of pity for the patient's condition if they follow the hospital and health workers'
rules. However, with the right support, it is hoped that patients can follow treatment better. The more
patients comply with treatment, the more they will avoid complications from the disease. The aim of
writing this journal is to determine the relationship between family support and compliance regarding
the treatment of post-operative patients while in the hospital treatment room. The method used is a
normative legal research method collaborated with empirical legal research. Conclusion. Family
support is very important, especially for post-operative patients undergoing the treatment process. In
order to speed up the patient's recovery.
Vol. -, No. -, Thn
[Pola Komunikasi Pada Dinas Perhubungan Dalam Meningkatkan
Jumlah Muatan Kapal Feri Di Kabupaten Nunukan]
559
Keywords : Postoperative patients, family support, compliance
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International
PENDAHULUAN
Berdasarkan pasal 5 ayat b UU no 17 th 2023 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa:
“Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang
menjadi tanggung jawabnya.” Sedangkan berdasarkan pasal 277 ayat b UU yang sama,
disebutkan bahwa: “Pasien memiliki kewajiban mematuhi nasihat dan petunjuk tenaga medis dan
tenaga kesehatan.” Berdasarkan aturan tersebut diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
dengan Judul : “Dukungan keluarga pasien paska operasi terhadap kepatuhan pasien selama
berada di ruang perawatan.” Penulis ingin mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga
pasien untuk dapat mendukung pasien, agar pasien dapat mentaati semua saran pengobatan
selama pasien melakukan perawatan di RS (Koto & Asmadi, 2021). Metode yang digunakan
adalah metode penelitian hukum normatif yang dikolaborasikan dengan penelitian hukum empiris
(Putri, Wahyudi Widada, Ked, Cahya, & Hidayat, n.d.).
Operasi adalah sebuah tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan pembukaan tubuh ini
umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Lalu setelah bagian yang akan ditangani
ditampilkan dilakukan tindakan perbaikan yang akan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan
luka (Suhartini, 2023).
Tindakan operasi merupakan salah satu bentuk terapi dan merupakan upaya yang dapat
mendatangkan ancaman terhadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang (Astuti & Kulsum, 2018).
Tindakan pembedahan yang direncanakan dapat menimbulkan respon fisiologis dan psikologis
pada pasien. Angka kejadian pasien yang dilakukan tindakan pembedahan di Amerika Serikat
dari 1.000 orang, 5 orang meninggal dan lumpuh 70 orang, sedangkan di Indonesia dari 1.000
pasien yang meninggal 6 orang dan yang lumpuh 90 orang. Angka tindakan operasi di Indonesia
pada tahun 2016 mencapai 2,2 juta jiwa (WHO dalam Sartika, 2016). Berdasarkan Data Tabulasi
Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013, tindakan bedah menempati
ururan ke-11 dari 50 pertama penanganan pola penyakit di rumah sakit se Indonesia (Samiah,
2012).
Tindakan pembedahan secara fisiologis umumnya menimbulkan luka yang membekas pada
pasien, sedangkan secara psikologis tindakan pembedahan akan menimbulkan rasa trauma dan
penurunan kepercayaan diri (Wahyuti & Ismahmudi, 2016). Keluarga sebagai salah satu faktor
yang berperan penting dalam kepatuhan pasien paska operasi selama masa perawatan di rumah
sakit, dianggap sebagai mitra bagi perawat dalam rangka mengoptimalkan perawatan pasien
(Amalia & Yudha, 2020). Konsep yang mendasari kerjasama keluarga dan perawat adalah
memfasilitasi keluarga untuk aktif terlibat dalam asuhan keperawatan pasien dirumah sakit dan
memberdayakan kemampuan keluarga baik dari aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam
melaksanakan perawatan di rumah sakit (Suroso, Fetianin Suroso, Jebul, Fetianingsih, Iis, &
Mardiyaningsih, Eko. (2018). Dampak Atraumatic Care Pada Kepuasan Keluarga Pasien di
Rumah Sakit. Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR), 1(2).gsih, & Mardiyaningsih,
2018).
Dukungan keluarga sangat penting untuk memastikan pasien menajalankan seluruh saran
dan anjuran dokter serta perawat paska operasi. Namun, pada kenyataannya banyak keluarga yang
kurang mengerti bagaimana cara merawat keluarga yang sakit, dan juga banyak keluarga yang
abai mengenai kewajiban keluarga yang merawat pasien terhadap aturan-aturan di rumah sakit,
serta aturan medis dari tenaga medis seperti dokter dan perawat (Yuyun, 2021). oleh karena itu
peran keluarga sangat perlu sekali dalam rangka untuk memberikan dukungan terhadap pasien
[Pola Komunikasi Pada Dinas Perhubungan Dalam
Meningkatkan Jumlah Muatan Kapal Feri Di
Kabupaten Nunukan]
Vol. 2, No. 6, 2024
560
supaya terbebas dari penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul setelah pasca operasi (Eka
Claudia & Atoy, 2017).
Dukungan keluarga pasien paska operasi berupa dukungan informasional yang berupa
informasi tentang kondisi pasien, dukungan emosional berupa perhatian atau bantuan fisik untuk
pasien, serta dukungan instrumental berupa pemberian keperluan dalam pengobatan dan
pembiayaan perawatan pasien.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif yang
dikolaborasikan dengan penelitian hukum empiris. Penelitian dilaksanakan di RSUD Kabupaten
Bekasi yang beralamat di Jl Teuku Umar no 202, Wanasari, Kec Cibitung, Jawa barat, Kab
Bekasi. Alasan dilakukannya penelitian dilokasi tersebut, karena sebagai RS tingkat 2, RSUD
Kab Bekasi biasa menampung pasien operasi dengan jumlah pasien cukup banyak setiap
bulannya. Data diperoleh dengan melalui wawancara dengan petugas kesehatan yang mengelola
data pasien rawat inap pre dan post operation.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel : Jumlah Pasien RSUD Kab bekasi
Jumlah Pasien Operasi RSUD Kab Bekasi
Bulan
Jumlah
Jun-23
63
Jul-23
88
Agu-23
83
Data diatas adalah data jumlah pasien operasi RSUD selama bulan Juni - Agustus 2023.
Dengan banyak nya pasien operasi di RS tersebut, maka juga menjadi tanggung jawab pihak RS
dan para nakes untuk memberikan arahan dan orientasi kepada keluarga pasien post operasi
dengan baik, agar pihak keluarga dapat melakukan dukungan penuh terhadap pasien. Para
keluarga pasien sangat diharapkan dapat bekerjasama dengan baik dengan para nakes, mengikuti
anjuran dari para nakes, sehingga dapat mempercepat kesembuhan pasien.
Berdasarkan hasil wawancara, penulis mendapatkan sejumlah kejadian yang dialami oleh
nakes dalam menangani pasien operasi pre dan post operation.
1
Kasus yang ditemui Pre operation, contohnya:
Keluarga pasien sudah terlebih dahulu memberikan pengobatan dengan
sejumlah tindakan herbal, misal untuk luka. Dan ternyata tindakan yang kurang
hygienis menyebabkan munculnya infeksi pada luka pasien.
2
Kasus yang ditemui post operation, contohnya:
Dokter dan nakes menyarankan suatu tindakan yang harus dilakukan paska
operasi, seperti mobilisasi dini. Tapi karena pasien masih takut-takut untuk
melakukan mobilisasi dini paska operasi, padahal hal tersebut diperlukan pasien
agar mempercepat kondisi kepulihan pasien paska operasi. Ternyata pihak
keluarga juga tidak mendorong atau membujuk pasien dengan optimal untuk
melakukan mobilisasi dini, karena pasien yang masih menolak. padahal hal
tersebut sangat penting untuk pemulihan pasien
Vol. -, No. -, Thn
[Pola Komunikasi Pada Dinas Perhubungan Dalam Meningkatkan
Jumlah Muatan Kapal Feri Di Kabupaten Nunukan]
561
3
Tindakan nakes adalah memberikan edukasi kembali terkait pentingnya
mobilisasi dini pada pasien paska operasi untuk pemulihan pasien, baru
kemudian pasien bersedia mengikuti saran nakes
4
Tindakan nakes adalah menginfokan kembali pentingnya penggunaan alat NGT
tersebut, dan berusaha menginfokan pihak keluarga bahwa sesuai dengan UU
Kesehatan no 17 th 2023, Pihak RS terbebas dari tuntutan jika kemudian hari
ada muncul keluhan atau sakit baru terkait dengan penolakan pasien tersebut,
karena pihak RS sudah menjelaskan dengan baik kepada pasien dan keluarga
pasien.
Berdasarkan contoh kasus diatas, dapat diketahui bahwa masih adanya ketidaktauan
keluarga mengenai pentingnya dukungan penuh dari keluarga untuk memastikan bahwa pasien
mematuhi semua aturan RS dan nakes dengan baik. Karena jika pasien tidak mematuhi aturan
dengan baik, berdasarkan UU no 17 th 2023, maka pihak RS terbebas dari segala tuntutan hukum
yang terjadi atas kondisi pasien paska operasi, karena kelalaian yang dilakukan oleh pihak
keluarga yang tidak dapat menjaga pasien dan memastikan pasien patuh pada aturan RS dan
nakes. Tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan tentang
pengobatan pasien paska operasi selama di ruang perawatan Rumah Sakit. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian hukum normatif yang dikolaborasikan dengan penelitian
hukum empiris
Berdasarkan hasil wawancara, pihak RSUD Kab Bekasi menyampaikan bahwa sebagian
besar keluarga pasien selama ini cukup kooperatif dengan nakes. Mengikuti saran nakes dan
berusaha mendukung dan mensupport pasien untuk mengikuti saran dari dokter serta para perawat
untuk hal-hal yang harus dilakukan oleh pasien dengan dibantu oleh pihak keluarga (Ramadhan,
2017). Dukungan keluarga adalah berupa pemberian perhatian, dorongan, kasih sayang, barang,
infomasi dan jasa dari orang-orang terdekat seperti suami/istri, orang tua, anak, dan orang terdekat
lainnya sehingga penerima dukungan merasa disayangi dan dihargai (Haqiki, 2013).
Sedangkan pada kasus mobilisasi dini, mayoritas pasien mendapatkan dukungan keluarga
dalam melakukan mobilisasi dini, dukungan yang didapat berupa dukungan seperti mendampingi
pasien saat mobilisasi dini (Iindah, 2022). Hal ini terjadi karena mayoritas keluarga masih menilai
bahwa kondisi pasien post operasi yang belum stabil dan sangat mengkhawatirkan bila melakukan
mobilisasi dini tanpa pendampingan.
Mobilisasi dini sangat diperlukan bagi pasien untuk pemulihan kondisi post operasi dan
mencegah terjadinya komplikasi post operasi (Darmawan & Rihiantoro, 2017). Namun, masih
ada pasien yang mendapat dukungan keluarga rendah mengenai mobilisasi dini. sehingga sangat
berpengaruh terhadap pasien post operasi untuk melakukan mobilisasi dini. Melalui dukungan
dan infomasi, keluarga dapat memberitahu pasien tentang pentingnya mobilisasi dini dan
memotivasi untuk segera melalukan mobilisasi dini secara bertahap, yaitu pada hari pertama
setelah operasi.
KESIMPULAN
Dari wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mayoritas keluarga pasien
memberikan dukungan yang baik terhadap pasien. Mayoritas keluarga pasien sangat mendukung
pemulihan pasien. Dan para keluarga pasien berusaha menuruti saran Dokter dan perawat (nakes)
dalam hal pendampingan yang harus dilakukan oleh pasien selama perawatan di RS paska operasi.
Meski masih ada keluarga pasien yang kurang memahami pentingnya kepatuhan pasien terhadap
aturan RS dan nakes. Dan adanya konsekuensi hukum dari akibat kelalaian pihak keluarga yang
tidak mematuhi aturan RS dan nakes dengan baik. Maka diperlukan pemahaman yang baik dari
pihak keluarga pasien sebagai pendamping pasien, agar pihak keluarga dapat membantu nakes
[Pola Komunikasi Pada Dinas Perhubungan Dalam
Meningkatkan Jumlah Muatan Kapal Feri Di
Kabupaten Nunukan]
Vol. 2, No. 6, 2024
562
untuk membujuk pasien atau memberikan pemahaman kepada pasien akan pentingnya
kepatuhan kepada aturan RS dan nakes.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Amalia, & Yudha, Fajar. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pelaksanaan
Mobilisasi Dini Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM
Kalianda Lampung Selatan. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKSI), 1(1).
Astuti, Dwi, & Kulsum, Ummi. (2018). Pengaruh pemberian informed consent terhadap
kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, 9(2), 155161.
Darmawan, Aulia Arief, & Rihiantoro, Tori. (2017). Pengetahuan, sikap dan perilaku mobilisasi
dini pasien post operasi laparatomi. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 13(1), 110117.
Eka Claudia, Penulis, & Atoy, Lena. (2017). Identifikasi dukungan keluarga terhadap kepatuhan
Diet pada penderita hipertensi di poli penyakit Dalam rumah sakit bahteramas provinsi
Sulawesi tenggara. Poltekkes Kemenkes Kendari.
Fairuza, Tsamara. (2023). gambaran dukungan keluarga pada pasien yang dirawat diruang
intensive care unit (icu) rsi sultan agung semarang. Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
Haqiki, Suci Apriani Nurul. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Preoperasi di Ruang Perawatan Bedah Baji Kamase 1 dan 2 Rumah Sakit Labuang
Baji Makassar. Journal Ners And Midwifery Indonesia, 74.
Iindah, Muntiningrum. (2022). Efektivitas Edukasi “Semangat Ceria” Terhadap Kemampuan
Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Laparatomy Di Ruang Gynecologi. Universitas Islam
Sultan Agung Semarang.
Koto, Ismail, & Asmadi, Erwin. (2021). Pertanggungjawaban Hukum Terhadap Tindakan
Malpraktik Tenaga Medis di Rumah Sakit. Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum Dan Konstitusi,
181192.
Putri, Erna Diana, Wahyudi Widada, S. Kp, Ked, M., Cahya, Ns, & Hidayat, Tribagus. (n.d.).
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Kontrol Pada Pasien Post Operasi Di
Desa Sukosari Kecamatan Sukowono Jember.
Ramadhan, Shandy Rahma. (2017). Tingkat literasi kesehatan pada keluarga penderita penyakit
diabetes mellitus di Rsud Dr. M. Soewandhie Surabaya. Universitas Airlangga.
Samiah, rwd nasrah. (2012). Analisis Proses Penyusunan Dan Implementasi Manajemen
Pemasaran Di Rumah Sakit Unhas Kota Makassar. Universitas Hasanuddin.
Suhartini, Titik. (2023). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Mobilisasi Dini Pada Pasien
Sectio Caesarea Di RSUD Besuki. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 8(3).
Suroso, Jebul, FetianinSuroso, Jebul, Fetianingsih, Iis, & Mardiyaningsih, Eko. (2018). Dampak
Atraumatic Care Pada Kepuasan Keluarga Pasien di Rumah Sakit. Indonesian Journal of
Nursing Research (IJNR), 1(2).gsih, Iis, & Mardiyaningsih, Eko. (2018). Dampak
Atraumatic Care Pada Kepuasan Keluarga Pasien di Rumah Sakit. Indonesian Journal of
Nursing Research (IJNR), 1(2).
Wahyuti, Endang, & Ismahmudi, Ramdhany. (2016). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada
Pasien Pre-Operasi Dengan Membaca Dzikir Asmaul-Husna Untuk Menurunkan Tingkat
Kecemasan Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsud Taman Husada Bontang.
Yuyun, d wiristiana. (2021). Tinjauan Fiqh Siyasah Terhadap Pelaksanaan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan
Kewajiban Pasien Dalam Pelayanan Kesehatan (Studi Di Rumah Sakit Umum Daerah
Pringsewu). UIN Raden Intan Lampung.