https://blantika.publikasiku.id/
645
Blantika: Multidisciplinary Jornal
Volume 2 Number 6, April, 2024
p- ISSN 2987-758x e-ISSN 2985-4199
PERBEDAAN SKOR PENGETAHUAN KARYAWAN SEBELUM DAN
SESUDAH PELATIHAN ALAT PEMADAM API RINGAN
Ni Made Sri Wahyuni
1*
, Mayumi Nitami
2
, Rini Handayani
3
, Fierdania
Yusvita
4
1,2,3,4
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Email: md.sriwahyuni28@gmail.com
1
, mayumi.nitami@esaunggul.ac.id
2
,
rini.handayani@esaunggul.ac.id
3
, fierdania@esaunggul.ac.id
4
ABSTRAK
Tingginya volume kegiatan dan pengunjung industri jasa MICE (Meeting, Incentives,
Conferences, Exhibition) dapat meningkatkan bahaya kecelakaan kerja, termasuk
kebakaran. Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak dikehendaki, sehingga
diperlukan berbagai upaya untuk melakukan pencegahan dan pengendaliannya,
termasuk meningkatkan kapabilitas pekerja dalam penggunaan APAR di PT Jakarta
Internasional Expo berupa pelatihan pemadam kebakaran. Penelitian ini bersifat
kuantitatif dan menggunakan desain eksperimen pre-post test dengan satu kelompok.
Sampel penelitian ini terdiri dari 40 orang karyawan operasional yang jam kerjanya
dibagi menjadi tiga shift. Berdasarkan temuan analisis bivariat, terdapat perbedaan
yang signifikan pemahaman karyawan tentang alat pemadam kebakaran sebelum dan
sesudah mendapat pelatihan bagi yang bekerja di divisi operasional PT Jakarta
International Expo tahun 2023. Dari hasil tersebut, untuk mendongkrak kualitas dan
kuantitas output, maka diusulkan bahwa pelatihan reguler diperlukan, serta staf
pengembangan yang memiliki pengetahuan tentang cara menggunakan alat pemadam
kebakaran.
Kata kunci: Pelatihan; Pengetahuan; APAR; PT Jakarta International Expo
ABSTRACT
The high volume of activities and visitors to the MICE service industry (Meeting, Incentives,
Conferences, Exhibition) can increase the danger of work accidents, including fire. Fire is the
occurrence of unwanted fire, so various efforts are needed to prevent and control it, including
increasing the capability of workers in the use of fire extinguishers at PT Jakarta International
Expo in the form of fire fighting training. This study was quantitative and used a pre-post test
experimental design with one group. The sample of this study consisted of 40 operational
employees whose working hours were divided into three shifts. Based on the findings of the
bivariate analysis, there are significant differences in employees' understanding of fire
extinguishers before and after receiving training for those who work in the operational division
of PT Jakarta International Expo in 2023. From these results, in order to boost the quality and
quantity of output, it is proposed that regular training is required, as well as development staff
who have knowledge on how to use fire extinguishers
Keywords: Training; Knowledge; APAR; PT Jakarta International Expo
This work is licensed under a Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Vol. 2, No.6, 2024
646
Ni Made Sri Wahyuni, Mayumi Nitami, Rini Handayani, Fierdania Yusvita
PENDAHULUAN
Industri pariwisata yang merupakan bagian dari sektor usaha jasa MICE
(Meeting, Incentives, Conferences, Exhibition) memiliki banyak kegiatan dan
kunjungan yang dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja. Kebakaran
merupakan jenis risiko kecelakaan yang umum terjadi yang mengakibatkan
kerugian yang cukup besar. Berdasarkan data jumlah kejadian kebakaran akibat
pembakaran benda pada tahun 2021 di beberapa kota administratif Provinsi DKI
Jakarta, tercatat sebanyak 274 kejadian kebakaran yang melibatkan barang dari
bangunan umum dan 16 kejadian kebakaran yang melibatkan benda dari
bangunan industri (Basri, n.d.).
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017
tentang Pedoman Tempat Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran
bertujuan untuk mencegah terjadinya kebakaran pada industri MICE yang
merupakan bagian dari industri pariwisata. Secara hukum, tempat MICE otonom
harus memiliki fitur keamanan dan sistem proteksi kebakaran yang sesuai dengan
persyaratan undang-undang. Informasi tentang nomor layanan penting dan
darurat, termasuk nomor pemadam kebakaran, juga wajib disediakan.
Dalam kasus ini, perusahaan di bidang MICE wajib memiliki sistem
proteksi kebakaran aktif, salah satunya dengan menempatkan alat pemadam
kebakaran (APAR) di semua lokasi. Setiap alat pemadam api ringan harus
memenuhi persyaratan keselamatan kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi nomor 04 Tahun 1980 tentang Persyaratan Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (Departemen Tenaga Kerja, 1980).
Alat Pemadam Api Kecil (APAR) adalah alat yang ringan dan mudah diservis
oleh satu orang untuk memadamkan api di awal kebakaran. Selain itu, perusahaan
dapat mulai berupaya menawarkan pelatihan berkelanjutan kepada karyawan
mengingat petunjuk penggunaan alat pemadam api ringan merupakan komponen
penting dalam sistem manajemen kebakaran untuk mendukung kelancaran
program kesehatan dan keselamatan kerja di industri melalui pelatihan
pemadaman kebakaran bersama APAR (Budiman, 2013).
Menurut penelitian sebelumnya oleh Sinaga et al. (2017), dengan mengikuti
pelatihan penggunaan APAR dengan materi pelajaran yang meliputi pengetahuan
klasifikasi kebakaran, pengetahuan jenis-jenis APAR, pengetahuan cara
penggunaan APAR, pemasangan APAR, dan perawatan APAR akan berdampak
pada peningkatan jumlah dan kualitas karyawan. Selain itu, menurut Niken
(Donsu & Keperawatan, 2017), besarnya pengetahuan APAR pada karyawan di
PT X dipengaruhi oleh karakteristik seperti pelatihan, lama pengalaman, dan
pengalaman (Fitriana, Suroto, & Kurniawan, 2017). Agar karyawan memiliki
keterampilan dan kesiapan dalam menghadapi situasi kebakaran, pelatihan
memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan pemahaman pekerja
tentang cara penggunaan alat pemadam kebakaran. Menurut penelitian lain oleh
(Husen & Lestari, 2016), pemahaman karyawan tentang penggunaan alat
pemadam kebakaran memiliki hubungan yang substansial dengan pelatihan
kebakaran (Fatikhah & Setyawan, 2020).
PT. Jakarta International Expo (JIEXPO) adalah salah satu perusahaan
teratas dalam industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) di
Indonesia, dengan unit bisnis utamanya adalah penyewaan aula tradisional untuk
pameran. Sebagai salah satu solusi MICE terbaik di Indonesia dan venue space
Vol. -, No. -, Thn
[Perbedaan Skor Pengetahuan Karyawan Sebelum dan
Sesudah Alat Pemadam Api Ringan di PT Jakarta
Internasional Expo]
https://blantika.publikasiku.id/
647
terbesar di tanah air, dengan Hall A, Hall B, Hall C, dan Hall D, area ini
membentuk ruangan dengan luas kurang lebih 28.000 meter persegi yang
membentuk PT. JIEXPO. Selain itu, sekitar 695 orang dipekerjakan oleh PT.
XYZ yang juga memiliki sejumlah gedung dan aula.
Di PT Jakarta International Expo, beberapa kebakaran terjadi. Pada 5 Juni
2018, terjadi kebakaran di lantai tujuh Gedung Konvensi dan Teater. Kebakaran
tersebut diakibatkan oleh selesainya pembangunan gedung oleh kontraktor,
dimana percikan api dari mesin las mendarat di material glasswool dan
menyulutnya sehingga menimbulkan kebakaran. Kawasan Gambir Expo pernah
mengalami kejadian kebakaran pada tahun 2021, dengan salah satu ruangan
mengalami korsleting listrik. Dengan menggunakan APAR, petugas tanggap
darurat berhasil memadamkan api. Gudang penyimpanan sepatu penyewa di area
parkir barat juga terbakar pada 2022 (Gumilar, 2019).
Pada September 2022, pemeriksaan APAR dilakukan dalam inspeksi
lapangan. Jumlah tabung APAR sebanyak 224 buah, dimana 209 tabung
diantaranya telah memenuhi persyaratan pemasangan dan pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia
03-3985-2000. Sisa 15 tabung APAR yang tidak mengalami penurunan tekanan,
stiker pada tabung memudar, seal tabung lepas, diletakkan di lantai, atau jarak
antara tabung dengan dinding terlalu dekat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud melakukan
penelitian terhadap hal-hal berikut dengan menggunakan informasi dari penelitian
terdahulu, observasi lapangan, dan data kejadian kebakaran yang pernah terjadi
dengan mengajukan judul, Perbedaan Skor Pengetahuan Karyawan Sebelum
dan Sesudah pelatihan APAR Di PT. Jakarta International Expo Tahun
2023.”
METODE PENELITIAN
Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian merupakan deskripsi dan representasi visual
tentang bagaimana satu variabel dalam subjek yang diteliti terhubung dengan
yang lain (Hartatik, 2014). Variabel dalam penelitian ini adalah Pengetahuan
APAR, Sikap, dan Pelatihan berdasarkan tinjauan pustaka. Kerangka konseptual
berikut akan digunakan di dalam penelitian.
Vol. 2, No.6, 2024
648
Ni Made Sri Wahyuni, Mayumi Nitami, Rini Handayani, Fierdania Yusvita
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan pada Bab I untuk
membandingkan skor pengetahuan peserta tentang ketersediaan pelatihan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR). Variabel dependen sebelum dan sesudah pelatihan
APAR adalah faktor yang diamati.
Definisi Operasional
Hipotesis Penelitian
H
a
: Terdapat perbedaan perbedaan skor pengetahuan Karyawan sebelum
dan sesudah pelatihan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di PT Jakarta
International Expo tahun 2023.
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan adalah PT Jakarta International
Expo.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang digunakan adalah April - Juli 2023.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian
eksperimen menggunakan single group pre-post-test. Sehingga, sekelompok
responden diuji sekali sebelum dan sekali setelah pelatihan, dan hasil
pengukuran akan dibandingkan dengan hasil pengukuran yang diperoleh
sebelum intervensi. setelah intervensi.
Vol. -, No. -, Thn
[Perbedaan Skor Pengetahuan Karyawan Sebelum dan
Sesudah Alat Pemadam Api Ringan di PT Jakarta
Internasional Expo]
https://blantika.publikasiku.id/
649
Keterangan:
O1 = Pre-test sebelum perlakuan
X = Perlakuan (Treatment) yang diberikan kepada siswa
O2 = Post-test setelah perlakuan
Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Karyawan operasional PT Jakarta International Expo yang berjumlah
133 orang menjadi populasi penelitian ini. Karyawan operasi dipilih
karena alasan berikut: mereka bekerja tiga shift sehari dan selalu
berpindah-pindah (Handayani, Ermawati, & Ferdinal, 2023).
2. Sampel Penelitian
Oleh sebab tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan rata-rata antara sebelum dan sesudah intervensi yang
ditawarkan, maka penentuan jumlah sampel dihitung dengan
menggunakan rumus pengujian hipotesis selisih mean berpasangan.
Keterangan :
n: Besar Sampel
μ_1: Perkiraan rata-rata sebelum intervensi = 76,25 (Purnamasari et
al., 2021)
μ_2: Perkiraan rata-rata sesudah intervensi = 94,64 (Purnamasari et
al., 2021)
α^2: Varians dari beda 2 rata-rata pasangan = 9,2 (Purnamasari et
al., 2021)
z_1-α⁄2: Derajat Kemaknaan (95%) = 1,96
z_(1-β): Kekuatan Uji (90%) = 1,28
Pre test
Treatment
Post Test
O
1
X
O
2
=
2
1
2
+
1
2
󰇛
1
2
󰇜
2
Vol. 2, No.6, 2024
650
Ni Made Sri Wahyuni, Mayumi Nitami, Rini Handayani, Fierdania Yusvita
Berdasarkan perhitungan sampel di atas, peneliti menambah sampel
sebanyak 40 orang karyawan karena pada saat penelitian akan dilakukan
sebanyak 40 orang karyawan operasional, sehingga jumlah sampel
representatif untuk variabel pengetahuan. Ukuran sampel minimum adalah
12,62 jika dibulatkan menjadi 13 karyawan.
Analisis Data
Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang hanya mempertimbangkan satu
variabel. Dalam analisis univariat, hitungan pada satu variabel digunakan untuk
menguji distribusi variabel menggunakan statistik deskriptif untuk menentukan
sejauh mana masalahnya. Hasil analisis ini menjadi dasar pemilihan analisis
bivariat yang tepat. Tingkat pengetahuan setiap karyawan mengenai
penggunaan alat pemadam kebakaran kecil menjadi sasaran analisis univariat
untuk penelitian ini. Analisis univariat penelitian ini menggunakan jumlah
responden untuk menghitung nilai minimum, maksimum, mean, median, dan
standar deviasi untuk menggambarkan pengetahuan karyawan sebelum dan
sesudah menerima intervensi pelatihan APAR.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis langsung terhadap dua variabel. Statistik
deskriptif atau statistik inferensial. Pada penelitian ini metode Statistik
penelitian ini menggunakan uji T-test dependen dengan menghitung uji
normalitas. Hasil uji T-test digunakan untuk menjawab apakah ada perbedaan
pengetahuan karyawan dalam penggunaan APAR untuk menanggulangi
kebakaran sebelum dan sesudah diberikan pelatihan penggunaan APAR, data
dianalisa dengan syarat sebagai berikut:
a) Apabila data terdistribusi normal, maka uji yang dilakukan adalah
uji parametrik dengan uji T dependen.
b) Apabila data terdistribusi tidak normal, maka uji yang dilakukan
adalah menggunakan uji non parametrik yaitu uji wilcoxon.
Hipotesis yang akan digunakan ialah sebagai berikut:
a) P-value alpha α = 0,05, berarti ada perbedaan nilai yang
signifikan antara pengetahuan baik sebelum dan sesudah diberikan
=
2

1
2
+
1
2
󰇛
1
2
󰇜
2
=
9,2
2
(1,96 + 1,28)
2
󰇛
76,25 84,64
󰇜
2
=
9,2
2
(10,49)
󰇛
8,39
󰇜
2
=
888,516
70,39
= 12,62
Vol. -, No. -, Thn
[Perbedaan Skor Pengetahuan Karyawan Sebelum dan
Sesudah Alat Pemadam Api Ringan di PT Jakarta
Internasional Expo]
https://blantika.publikasiku.id/
651
pelatihan APAR.
b) P-value > alpha α = 0,05, berarti tidak ada perbedaan nilai yang
signifikan antara pengetahuan baik sebelum dan sesudah diberikan
pelatihan APAR.
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analissis Univariat
1. Gambaran Pengetahuan Karyawan Terkait APAR Sebelum Diberikan
Pelatihan Di PT Jakarta Internasional Expo Tahun 2023
Berikut merupakan rangkuman dari 40 responden kesadaran awal APAR di
kalangan karyawan ditunjukkan di bawah ini dengan menghitung nilai minimum,
maksimum, rata-rata dan standar deviasi:
Tabel 4.4 Distribusi Gambaran Pengetahuan karyawan Terkait APAR
Sebelum Diberikan Pelatihan Di PT Jakarta Internasional Expo Tahun 2023
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pengetahuan awal karyawan
tentang alat pemadam kebakaran dijelaskan, dengan rata-rata (mean)
pengetahuan ibu hamil sebesar 6,125 dan standar deviasi sebesar 1,666
diantara 40 karyawan yang ada. Nilai pengetahuan minimal dan maksimal
masing-masing adalah 0 dan11.
2. Gambaran Pengetahuan Karyawan terkait APAR Sesudah Diberikan
Pelatihan Di PT Jakarta Internasional Expo Tahun 2023
Berikut rangkuman dari 40 responden kesadaran awal APAR di
kalangan karyawan ditunjukkan di bawah ini dengan menghitung nilai
minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi:
Tabel 4.5 Distribusi Gambaran Pengetahuan Karyawan terkait APAR Sesudah
Diberikan Pelatihan Di Di PT Jakarta Internasional Expo Tahun 2023
Tabel 4.5 menyajikan rangkuman pengetahuan karyawan tentang alat
pemadam api kecil setelah mengikuti pelatihan. Dari 40 karyawan yang hadir,
rata-rata (mean) tingkat pengetahuan adalah 18,65; standar deviasi
adalah1,387; tingkat pengetahuan terendah16,00; dan tingkat tertinggi adalah
21,00.
Variabel
N
Min
Max
Mean
SD
Pengetahuan
sebelum pelatihan
40
0,00
11,00
6.1250
1,666
Variabel
N
Min
Max
Mean
SD
Pengetahuan sesudah
pelatihan
40
16,00
21,00
18,65
1,387
Vol. 2, No.6, 2024
652
Ni Made Sri Wahyuni, Mayumi Nitami, Rini Handayani, Fierdania Yusvita
Analisis Bivariat
1. Uji Normalitas Pengetahuan
Sebelum menjalankan Wilcoxon atau uji dependen, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas data. Uji Normalitas Shapiro Wilk digunakan dalam
penelitian ini untuk mengevaluasi variabel. Jika p-value kurang dari 0,05
maka data dianggap terdistribusi teratur, dan jika lebih besar dari 0,05 maka
dianggap tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.6 Uji Normalitas Pengetahuan
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 3.3, terlihat bahwa dari 40
responden pengetahuan pretest memiliki P-value 0,000 yang menunjukkan
bahwa data tidak berdistribusi normal, dan skor pengetahuan posttest
memiliki P-value sebesar 0,020, menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi
normal. Uji Wilcoxon, uji non parametrik, akan digunakan dalam analisis
bivariat variabel pengetahuan.
2. Analisis Perbedaan Pengetahuan tentang APAR Sebelum dan Sesudah
dilakukan Pelatihan APAR di PT Jakarta Internasional Expo tahun
2023
Terdapat lesenjangan antara pengetahuan karyawan tentang alat
pemadam kebakaran sebelum dan sesudah pelatihan menyebabkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Karyawan Terkait APAR Sebelum dan
Sesudah Diberikan Pelatihan Di Jakarta Internasional Expo Tahun 2023
Tabel 4.7 menunjukkan perbedaan nilai rata-rata pengetahuan karyawan
antara 40 karyawan sebelum dan sesudah mendapatkan pelatihan terkait APAR
yaitu -12,5 dengan standar deviasi 1,52 dan nilai interval kepercayaan (CI) 95%
yaitu -13,01 hingga -12,03. Hasil analisis menunjukkan nilai p sebesar 0,000 ±
0,05. Terdapat perbedaan skor pengetahuan karyawan sebelum dan sesudah
pelatihan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di PT Jakarta International Expo
tahun 2023.
Variabel
Shapiro wilk
N
P-value
Kesimpulan
Pengetahuan Sebelum
Pelatihan APAR
40
0,000
Tidak Normal
Pengetahuan Sesudah
Pelatihan APAR
40
0,020
Tidak Normal
Vol. -, No. -, Thn
[Perbedaan Skor Pengetahuan Karyawan Sebelum dan
Sesudah Alat Pemadam Api Ringan di PT Jakarta
Internasional Expo]
https://blantika.publikasiku.id/
653
Pembahasan
Analisis Univariat
1. Gambaran Pengetahuan Karyawan Terkait APAR Sebelum Diberikan Pelatiha
Di PT Jakarta Internasional Expo Tahun 2023
Diketahui bahwa pemahaman prosedur penggunaan alat pemadam kebakaran
merupakan hal dan pengetahuan penting bagi karyawan operasional saat terjadi
kebakaran. Sehingga, penilaian tingkat pemahaman karyawan, khususnya mengenai
alat pemadam kebakaran, sangatlah penting.
Temuan analisis univariat menunjukkan bahwa rata-rata karyawan PT Jakarta
International Expo memiliki pengetahuan yang terbatas (skor rata-rata 6,125)
mengenai penggunaan alat pemadam kebakaran pada tahun 2023. Diketahui bahwa
kurangnya pengetahuan tersebut disebabkan oleh sebagian besar responden yang
memiliki pengetahuan yang terbatas, tidak pernah menerima pelatihan penggunaan
alat pemadam kebakaran. Dari 40 partisipan, 27 orang belum pernah mengikuti
pelatihan APAR, sedangkan 13 orang lainnya sudah pernah mengikuti pelatihan
APAR. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sinaga et
al. (2017) yang melaporkan bahwa sebelum menjalani pelatihan APAR, tingkat
pengetahuan 30 karyawan diukur sebesar 54,7 dengan menggunakan kuesioner.
Penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan yang terdiri dari 25
pertanyaan yang diberikan sebelum intervensi, yang mencakup pemberian pelatihan
tentang penggunaan alat pemadam kebakaran. Skor kuesioner berkisar antara 0 hingga
11, dengan sebagian besar pertanyaan menunjukkan proporsi jawaban yang salah lebih
tinggi dibandingkan dengan jawaban yang benar.
Dari 25 pertanyaan, 23 pertanyaan memiliki proporsi jawaban salah yang lebih
besar, sementara hanya dua pertanyaan (pertanyaan 4 dan pertanyaan 12) yang
memiliki proporsi jawaban salah yang lebih kecil. Menariknya, salah satu peserta
penelitian menerima skor nol pada kuesioner pengetahuan sebelum pelatihan. Orang
ini belum pernah menerima informasi atau pelatihan apa pun tentang APAR,
meskipun sudah bekerja selama sepuluh tahun. Akibatnya, seluruh tanggapan mereka
terhadap kuesioner terkait APAR tidak benar. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
responden memiliki pengetahuan yang terbatas, terutama disebabkan oleh kurangnya
paparan pelatihan alat pemadam kebakaran. Arikunto (2010) menekankan bahwa
pengetahuan adalah proses berkelanjutan yang berkembang melalui pembelajaran
berkelanjutan dan asimilasi wawasan baru.
Berbagai faktor berkontribusi terhadap hasil yang dicapai, termasuk
pengalaman kerja, seperti yang ditekankan oleh Mubarak (2007), yang menyoroti
dampak pengalaman terhadap pengetahuan. Pengalaman mengacu pada peristiwa yang
dialami individu saat berinteraksi dengan lingkungannya. Perspektif ini sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Budiman (2013), menyatakan bahwa lingkungan kerja
berperan dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Nilai yang diperoleh sebelum pelatihan APAR dipengaruhi oleh kurangnya
kehadiran karyawan dalam pelatihan. Kemungkinan besar pelatihan penggunaan
APAR tidak dianggap penting dalam pencegahan kebakaran. Akibatnya, karyawan
tidak menerima pelatihan APAR sebelumnya. Sehingga, pengutamaan pelaksanaan
pelatihan sangat penting untuk menumbuhkan sikap positif di kalangan karyawan.
Menurut teori Munandar (2001), tujuan mendasar dari pelatihan adalah untuk
membekali karyawan dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
secara efektif menghadapi berbagai tantangan, termasuk pencegahan kebakaran kecil
melalui penggunaan alat pemadam kebakaran.
Perspektif ini semakin diperkuat dengan teori lain, yakni Simamora (2012) yang
menyatakan bahwa pelatihan berfungsi sebagai sarana bagi karyawan untuk belajar
dan berkembang di lingkungan kerjanya. Hal ini memungkinkan mereka memperoleh
Vol. 2, No.6, 2024
654
Ni Made Sri Wahyuni, Mayumi Nitami, Rini Handayani, Fierdania Yusvita
ilmu dalam menjalankan tugasnya dan memungkinkan adanya bimbingan dan
masukan dari atasan. Dengan pelatihan yang efektif, atasan dapat membantu bawahan
dalam memperoleh wawasan segar dan pengalaman berharga.
2. Gambaran Pengetahuan Karyawan Terkait APAR Sesudah Diberikan
Pelatihan Di PT Jakarta Internasional Expo Tahun 2023
Analisis univariat terhadap pengetahuan karyawan yang mengikuti pelatihan
APAR di PT Jakarta International Expo tahun 2023 yang diukur melalui kuesioner
menghasilkan skor rata-rata sebesar 74,60. Temuan ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Sinaga et al. (2017) yang melaporkan skor
pengetahuan berbasis kuesioner sebesar 77,5 pada 30 karyawan setelah mendapatkan
pelatihan APAR. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah pengetahuan pegawai
mengenai penggunaan APAR mengalami peningkatan yang signifikan setelah
dilaksanakannya pelatihan APAR. Rata-rata skor pengetahuan yang semula 6,125
meningkat menjadi 18,65 dengan skor minimal 16 dan skor maksimal 21.
Secara keseluruhan, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum
pelatihan APAR, sebagian besar dari 25 pertanyaan pengetahuan memiliki proporsi
jawaban salah yang lebih tinggi. Namun setelah pelatihan APAR, seluruh soal
menunjukkan peningkatan dengan proporsi jawaban benar tertinggi. Perbedaan skor
yang diperoleh sebelum dan sesudah pelatihan terlihat jelas. Pada kuesioner
pengetahuan pra-pelatihan APAR, terdapat perubahan signifikan dalam proporsi
jawaban benar untuk beberapa pertanyaan. Khususnya, Soal 1, Soal 2, Soal 3, Soal 5,
Soal 6, Soal 7, Soal 8, Soal 9, Soal 9, Soal 10, Soal 11, Soal 13, Soal 14, Soal 15, Soal
16, Soal 17, Soal 18, Soal 19, Soal 20, Soal 21, Soal 22, Soal 23, Soal 24, dan Soal 25
semuanya mengalami peningkatan proporsi jawaban yang benar (Khan, 2012).
Sebelum pelaksanaan pelatihan APAR, terdapat satu peserta yang mendapat
nilai nol pada angket pengetahuan. Namun, setelah mendapat pelatihan APAR, skor
pengetahuan responden ini meningkat dengan 16 jawaban benar. Tujuan diadakannya
pelatihan APAR yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengkomunikasikan pesan
dan informasi mengenai pencegahan kebakaran secara efektif yang dapat diterapkan
oleh karyawan jika terjadi kebakaran di area kerjanya. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa memberikan pelatihan kepada karyawan tentang penggunaan alat
pemadam kebakaran dapat meningkatkan pengetahuan mereka secara positif, seperti
yang dikemukakan oleh para peneliti (Kasmir, 2016).
Selanjutnya, temuan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Husen,
2015) yang meneliti tingkat pengetahuan pekerja mengenai penggunaan alat pemadam
api ringan (APAR). Studi ini mengungkapkan bahwa pekerja yang telah menerima
pelatihan kebakaran menunjukkan pengetahuan yang baik tentang APAR, dengan 24
orang (92,30%) menunjukkan kemahiran. Namun, hanya sebagian kecil saja, yaitu 18
orang (22,78%) yang memiliki pengetahuan baik mengenai alat pemadam kebakaran.
Secara logis, pekerja yang telah menjalani pelatihan kebakaran memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan alat pemadam kebakaran
dibandingkan dengan mereka yang belum menerima pelatihan tersebut. Hal ini
menyoroti pentingnya pelatihan alat pemadam kebakaran dalam meningkatkan
pengetahuan pekerja. Oleh karena itu, penting untuk mengadakan program pelatihan
keselamatan kebakaran secara berkala dan berkesinambungan yang mencakup
penggunaan APAR, untuk memastikan bahwa pengetahuan pekerja mengenai APAR
terus meningkat.
Analisis Bivariat
1. Perbedaan Pengetahuan Karyawan Sebelum dan Sesudah Diberikan
pelatihan APAR Di PT Jakarta Internasional Expo Tahun 2023
Berdasarkan hasil analisis skor pra-pelatihan, terlihat bahwa sebagian besar
Vol. -, No. -, Thn
[Perbedaan Skor Pengetahuan Karyawan Sebelum dan
Sesudah Alat Pemadam Api Ringan di PT Jakarta
Internasional Expo]
https://blantika.publikasiku.id/
655
responden memperoleh skor yang lebih rendah dibandingkan dengan hasil post-test.
Perbedaan ini disebabkan karena sebagian besar responden belum pernah
mendapatkan pelatihan penggunaan alat pemadam kebakaran. Nilai rata-rata posttest
sebesar 74,60 secara signifikan melampaui nilai rata-rata pretest sebesar 24,50.
Dengan menggunakan uji Wilcoxon sign rank test untuk pengujian hipotesis,
diperoleh nilai Asymp untuk Sig (2-tailed) sebesar 0,000 yang menunjukkan nilai
kurang dari 0,05. Temuan tersebut menunjukkan adanya perbedaan skor pengetahuan
karyawan yang signifikan sebelum dan sesudah pelatihan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) yang dilaksanakan di PT Jakarta International Expo pada tahun 2023.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian yang Kaswan (2011)
mengenai variasi skor pengetahuan pada peserta yang mendapat pelatihan APAR.
Skor pengetahuan peserta berbeda secara signifikan karena keterlibatan mereka dalam
sesi pelatihan, dimana mereka diberikan informasi mengenai klasifikasi kebakaran,
jenis alat pemadam kebakaran, penggunaan APAR, pemasangan APAR, dan
pemeliharaan APAR. Pengayaan pengetahuan ini berpengaruh positif terhadap nilai
mereka.
Sehingga, mengikuti pelatihan yang berfokus pada penggunaan APAR yang
mencakup topik-topik seperti klasifikasi kebakaran, jenis-jenis APAR, teknik
penggunaan APAR, pemasangan APAR, dan pemeliharaan APAR, memberikan
dampak yang besar terhadap peningkatan kompetensi dan keahlian karyawan. Ini
memupuk tenaga kerja yang memiliki pengalaman praktis, kemahiran, dan perhatian
dalam pekerjaan mereka. Selain itu, dengan memberikan pelatihan alat pemadam
kebakaran kepada karyawan, perusahaan memenuhi persyaratan pemerintah
setempat untuk mencegah kebakaran di tempat kerja (Haryati, 2019).
KESIMPULAN
Sebelum mengikuti pelatihan APAR di PT Jakarta International Expo tahun
2023, karyawan memiliki rata-rata skor pengetahuan sebesar 6,1250. Setelah
mengikuti pelatihan APAR di PT Jakarta International Expo pada tahun 2023,
karyawan menunjukkan rata-rata skor pengetahuan sebesar 18,65. Analisis
perbandingan skor pengetahuan karyawan sebelum dan sesudah pelatihan alat
pemadam kebakaran di PT Jakarta International Expo menunjukkan adanya
peningkatan yang cukup signifikan. Nilai p yang diamati sebesar 0,000 < 0,05
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, sehingga menyebabkan
penolakan hipotesis nol (Ho) dan penerimaan hipotesis alternatif (Ha).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. (No
Title).
Basri, Hasan. (n.d.). Rusdiana (2015) Manajemen Pendidikan & Pelatihan.
Bandung: Pustaka Setia.
Budiman, Riyanto A. (2013). Kapita selekta kuesioner: pengetahuan dan sikap
dalam penelitian kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, 2013, P4-8.
Donsu, J., & Keperawatan, D. T. Psikologi. (2017). Cetakan I. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Fatikhah, Istiqhat Sah Nur, & Setyawan, Dody. (2020). Gambaran Pengetahuan
dan Sikap Karyawan Tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Kebakaran di
Perusahaan Garmen. Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas, 3(1), 2127.
Fitriana, Laila, Suroto, Suroto, & Kurniawan, Bina. (2017). Faktor-faktor yang
Vol. 2, No.6, 2024
656
Ni Made Sri Wahyuni, Mayumi Nitami, Rini Handayani, Fierdania Yusvita
berhubungan dengan upaya kesiapsiagaan karyawan bagian produksi dalam
menghadapi bahaya kebakaran di PT Sandang Asia Maju Abadi. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 5(3), 295307.
Gumilar, Iwang. (2019). Willingness to Pay Masyarakat Terhadap Sumberdaya
Terumbu Karang di Kawasan Konservasi Perairan Pulau Biawak.
Sosiohumaniora, 21(3), 342348.
Handayani, Devi Tri, Ermawati, Eka, & Ferdinal, Alex. (2023). Pengaruh Kualitas
Pelayanan Dan Tingkat Suku Bunga Kredit Terhadap Kepuasan Nasabah
(Studi Kasus Nasabah Kantor Pusat Koperasi LPN Multi Usaha Di Nagari
Kurnia Selatan). Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(5),
42764288.
Hartatik, Indah Puji. (2014). Buku praktis mengembangkan SDM. Yogyakarta:
Laksana, 8(1).
Haryati, R. Ati. (2019). Analisis Pelaksanaan Program Pelatihan dan
Pengembangan Karyawan: Studi Kasus Pada PT Visi Sukses Bersama
Jakarta. Jurnal Khatulistiwa Informatika, 3(1), 9198.
Husen, Husen. (2015). Gambaran Tingkat Pengetahuan Pekerja Terhadap
Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)(Studi Kasus Toa Galva
Industries)-Husen: Description Of Workers’ Knowledge Level Toward Fire
Extinguisher. Jurnal Impuls Universitas Binawan, 1(2), 7682.
Husen, Husen, & Lestari, Puji. (2016). Hubungan Faktor Pengetahuan Karyawan
Dengan Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (Apar): The relations
between employee’s knowledge with the use of light Fire extinguisher
(apar). Jurnal Impuls Universitas Binawan, 2(1), 1621.
Kasmir, Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik).
Jakarta: Rajawali Pers, 72.
Kaswan, M. M. (2011). Pelatihan dan Pengembangan untuk meningkatkan kinerja
SDM. Bandung: CV Alfabeta.
Khan, Muhammad. (2012). The impact of training and motivation on performance
of employees. Business Review, 7(2), 8495.