Dian Karolin Nipu
620
Blantika: Multidisciplinary Jornal
Volume 2 Number 3, April, 2024
p- ISSN xxxx-xxxx e-ISSN 2985-4199
PENDAPATAN KUBIS UNGU ORGANIK PADA CV. GS ORGANIK
Dian Karolin Nipu
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana
E-mail: diankarolinnipu@gmail.com
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan merupakan salah satu hal yang
perlu diperhatikan dengan serius sehingga memberikan dampak bagi pola konsumsi dan gaya
hidup. Kecenderungan gaya hidup sehat terutama bagi masyarakat yang mengerti akan
dampak negatif dari penggunaan pupuk berbahan kimia pada produk pertanian meningkatkan
minat masyarakat untuk menggunakan produk pertanian organik. Pertanian organik pada
dasarnya mengeluarkan biaya operasional yang murah dan tetap menjaga kesehatan
lingkungan dan memelihara kesuburan tanah. CV. GS Organik merupakan salah satu
perusahaan di desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur yang
menjalankan usahatani organik dengan melihat peluang dan permintaaan pasar. Dalam
mengelola sebuah usahatani, selain harus konsisten, bersungguh-sungguh dan memahami
keinginan pasar serta selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi, wajib
mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi
pelaku usahatani sehingga mendorong untuk bekerja secara produktif, tidak sekedar bekerja
tanpa target hasil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besar pendapatan kubis ungu
organik yang diterima dan kelayakan usahatani kubis ungu organik pada CV. GS Organik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan dokumentasi, studi
kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan kubis ungu organik
yang diperoleh CV. GS Organik selama 1 tahun adalah Rp9.120.826,00 dan nilai R/C ratio
sebesar 3,62, artinya usahatani kubis ungu organik memberi keuntungan dan layak
diusahakan ke skala yang lebih besar untuk meningkatkan pendapatan.
Kata Kunci: Pendapatan, Kubis Ungu, Pertanian Organik, Usahatani, Kelayakan.
ABSTRAC
Along with the development of science, health is one thing that needs to be taken seriously so
that it has an impact on consumption patterns and lifestyles. The trend towards a healthy
lifestyle, especially for people who understand the negative impact of using chemical
fertilizers on agricultural products, increases people's interest in using organic agricultural
products. Organic farming basically has low operational costs while maintaining
environmental health and soil fertility. CV. GS Organik is a company in East Penfui village,
Kupang Regency, East Nusa Tenggara that runs organic farming by looking at opportunities
and market demand. In managing a farming business, apart from being consistent, serious,
understanding market desires, and always following developments in information technology,
you must also consider the advantages and disadvantages. This aims to evaluate farming
actors so as to encourage them to work productively, not just without target results. The aim
of this research is to determine the amount of income received from organic purple cabbage
and the feasibility of farming organic purple cabbage at CV. GS Organic. The methods used
Vol. -, No. -, Thn
[Pendapatan Kubis Ungu Organik Pada CV. GS Organik]
https://blantika.publikasiku.id/
in this research are observation and documentation methods, literature studies, and
interviews. The research results show that the organic purple cabbage income obtained by
CV. GS Organik for 1 year is IDR 9,120,826.00 and the R/C ratio value is 3.62, meaning that
organic purple cabbage farming provides profits and is worth cultivating on a larger scale to
increase income.
Keywords: Income, Purple Cabbage, Organic Farming, Farming, Feasibility
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International
PENDAHULUAN
Belakangan ini banyak orang mulai mengerti dan menyadari bahwa kesehatan
sebagai salah satu hal yang perlu diperhatikan dengan serius sehingga memberikan
dampak bagi pola konsumsi dan gaya hidup (Syakur, Hadid, and Gustiani 2017).
Masyarakat semakin cerdas menentukan bahan pangan yang aman dan layak bagi
kesehatan maupun lingkungan sekitar (Halil and Rahmawati 2020). Selain itu, gaya
hidup baru yang mulai menerapkan slogan back to nature atau kembali ke alam
menjadikan masyarakat sadar untuk mengubah kebiasaan hidup yang selalu
mengonsumsi produk berbahan kimia seperti pupuk, pestisida dan penggunaan senyawa
kimia yang berlebihan di lahan pertanian (Nurmala, Soetoro, and Noormansyah 2017).
Kecenderungan gaya hidup sehat terutama bagi masyarakat yang mengerti akan
dampak negatif dari penggunaan pupuk berbahan kimia pada produk pertanian
meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan produk pertanian organik.
Menurut Cahyono (2002), pertanian organik adalah salah satu cara bertani yang
mempertimbangkan faktor lingkungan dalam setiap aktivitas usahatani yang dijalankan
karena menggunakan bahan alami tanpa bahan kimia sintesis. Pengelolaan pertanian
organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan dan perlindungan. (Case
and Fair 2006).
Pertanian organik pada dasarnya mengeluarkan biaya operasional yang murah dan
tetap menjaga kesehatan lingkungan dan memelihara kesuburan tanah. Tanaman yang
berasal dari pertanian organik memiliki kandungan nutrisi tinggi (Sulistyana dkk., 2014)
dan bebas residu kimia. Disamping itu, hasil pertanian organik memberikan keuntungan
bagi petani karena harga jualnya lebih tinggi (Rafi 2023).
CV. GS Organik merupakan salah satu perusahaan di desa Penfui Timur, Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur yang menjalankan usaha tani organik dengan melihat
peluang dan permintaaan pasar. Jenis produk organik yang dihasilkan berupa sayuran,
buah, ikan, ayam, kambing, jahe, daun mint serta pupuk organik. Salah satu sayuran
yang diproduksi adalah kubis ungu dengan harga per kilogram Rp35.000,00 yang cukup
tinggi bila dibandingkan dengan harga kubis ungu non organik di pasaran (Iwantari
2012).
Dalam mengelola sebuah usaha tani, selain harus konsisten, bersungguh-sungguh
dan memahami keinginan pasar serta selalu mengikuti perkembangan teknologi
informasi, wajib mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya (Manalu 2019). Hal
ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaku usahatani sehingga mendorong untuk bekerja
secara produktif, tidak sekedar bekerja tanpa target hasil (Sine, Herewila, and Bernadina
[Pendapatan Kubis Ungu Organik Pada CV. GS Organik]
Vol. -, No.-, Thn
622
2020). Maka dari itu, perlu dilakukan analisis usaha tani untuk mengetahui seberapa
besar pendapatan dari produk yang dihasilkan (Mutasowifin 2003).
Penelitian mengenai besarnya pendapatan di CV.GS Organik pernah dilakukan
terhadap komoditas pepaya organik. Hasilnya menunjukkan pendapatan yang diperoleh
selama satu tahun adalah Rp45.883.022 dengan R/C ratio sebesar 1,90 yang berati
usahatani pepaya organik yang dijalankan memberikan keuntungan dan layak
diusahakan (Sine dkk., 2020). Hingga saat ini, baru dilakukan perhitungan terhadap
pendapatan pepaya organik namun belum ada untuk komoditas lainnya di CV.GS
Organik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
pendapatan kubis ungu dan layak tidaknya komoditas tersebut untuk diusahakan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian
organik terpadu yaitu CV GS (Fristya 2019). Organik yang terletak di Desa Penfui
Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Menggunakan metode analisis
ekonomi pertanian untuk mengevaluasi kinerja usahatani kubis ungu organik dan
memberikan gambaran yang komprehensif tentang kinerja ekonomi dari usahatani kubis
ungu organik yang dilakukan oleh CV. GS Organik di Desa Penfui Timur, Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Narasumber dalam penelitian ini adalah pemilik CV.GS
Organik dan 1 tenaga kerja. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 27 Juli 2021 dan
berakhir pada tanggal 01 September 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain:
a. Biaya total digunakan analisis dengan rumus Soekartawi (1995):
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Total biaya (Rp).
FC = Biaya tetap (Rp).
VC= Biaya variabel (Rp).
b. Penerimaan
Menurut Samuelson dan Nordhaus (2003), rumus penerimaan adalah:
TR = P.Q
Keterangan:
TR = Total Revenue/Penerimaan total (Rp).
P = Price/Harga (Rp).
Q = Quantity/Jumlah Produksi (Rp).
c. Pendapatan
Rumus Pendapatan menurut Soekartawi (1986), adalah:
.
Keterangan:
Vol. -, No. -, Thn
[Pendapatan Kubis Ungu Organik Pada CV. GS Organik]
https://blantika.publikasiku.id/
= pendapatan
TR = Total Revenue (total penerimaan)
TC =Total Cost (Total Biaya)
d. Untuk mengetahui besarnya R/C ratio usaha tani kubis ungu organik maka digunakan
rumus menurut Soekartawi (1996):
R/C =
Keterangan:
R = Total penerimaan usahatani
C = Total biaya usahatani
Ada 3 kriteria dalam perhitungannya, yaitu:
a) Apabila R/C > 1 artinya usahatani tersebut menguntungkan.
b) Apabila R/C = 1 artinya usahtani tersebut impas.
c) Apabila R/C < 1 artinya usahatani tersebut rugi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Pendapatan Kubis Ungu Organik
Analisis usahatani dilakukan agar pelaku usahatani dapat mengetahui seberapa
besar keuntungan yang diperoleh dari usaha tanaman kubis ungu secara organik. Dalam
melakukan budidaya kubis ungu organik dibutuhkan sejumlah biaya. Biaya-biaya ini
harus diperhitungkan dalam kegiatan usahatani agar dapat diketahui apakah usahatani
tersebut mengalami keuntungan atau kerugian. Berdasarkan hasil observasi langsung
dan wawancara di CV. GS Organik, kubis ungu organik ditanam pada lahan berukuran
4 bedeng dengan setiap bedeng berukuran 10 m x 1 m. Dengan demikian, total lahannya
sebesar 40 m
2
dalam satu kali musim tanam mulai dari pengolahan lahan sampai panen
yang berkisar selama 3 bulan. Kubis ungu organik ditanam sebanyak 3 kali musim
panen dalam setiap tahun. Produktivitas lahan dan tenaga kerja juga penting untuk
dipertimbangkan dalam analisis usahatani kubis ungu organik. Produktivitas yang tinggi
akan meningkatkan potensi pendapatan dan mengurangi biaya produksi per unit.
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah yang tetap dan
biaya tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan (Pardede, 2005).
Biaya tetap terdiri atas pajak tanah gaji karyawan, pajak mesin dan peralatan, biaya
penyusutan (biaya penyusutan mesin dan bangunan untuk tanaman, biaya penyusutan
irigasi, biaya penyusutan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut hasil usahatani).
Biaya tetap lain meliputi biaya penyusutan alat, bangunan dan mesin.
Perhitungan biaya penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus (Straight Line
Method). Metode ini merupakan cara yang paling sederhana dan paling umum
digunakan dalam praktik. Dalam metode ini harga perolehan aktiva (harga beli)
dialokasikan selama umur produktif aktiva dalam jumlah yang sama besar untuk setiap
tahunnya (Jusup, 1987). Perhitungan besarnya depresiasi tahunan dilakukan dengan
rumus sebagai berikut:
[Pendapatan Kubis Ungu Organik Pada CV. GS Organik]
Vol. -, No.-, Thn
624
Depresiasi per tahun (Rp) = Harga beli (Rp) - Nilai residu (Rp)
Umur ekonomis (tahun)
Tabel 1. Perhitungan biaya tetap kubis ungu organik pada CV. GS Organik
Nama
barang
Juml
ah
(unit
)
Harga/
Satuan
(Rp)
Jumlah
biaya (Rp)
(a)
Jumlah
ekonomis
(tahun)
(b)
Nilai
sisa
(Rp)
(c)
Penyusuta
n per
tahun
(d) = ((a-
c)/b)
Penyusuta
n per
3 bulan
(e) = (3/12)
x d
Cangkul
4
60.000
240.000
5
48.000
38.400
9.600
Sekop
5
50.000
250.000
5
50.000
40.000
10.000
Linggis
1
70.000
70.000
5
90.000
11.200
2.800
Gerobak
1
450.000
450.000
5
4.000
72.000
18.000
Tembilang
2
10.000
20.000
5
4.000
3.200
800
Pisau
2
5.000
10.000
2
5.000
2.500
625
Timbangan
besar
1
1.500.000
1.500.000
4
375.000
281.250
70.312,5
Timbangan
kecil
1
350.000
350.000
4
87.500
65.625
16.406,25
Parang
2
40.000
80.000
5
16.000
12.800
3.200
Selang air
1
1.200.000
1.200.000
3
400.000
266.666
66.666,5
Kran air
1
45.000
45.000
5
9.000
7.200
1.800
Dinamo
1
1.500.000
1.500.000
5
300.000
240.000
60.000
Keranjang
8
20.000
160.000
3
0
53.333
13.333,25
Total
1.094.174
273.543,5
Sumber: Hasil Analisis Data, 2021.
Jenis-jenis barang yang mempengaruhi biaya penyusutan kubis ungu organik
yaitu cangkul, sekop, linggis, gerobak, tembilang, pisau, timbangan besar, timbangan
kecil, parang, selang air, keran air, dinamo dan keranjang dengan jumlah ekonomisnya
rata-rata 2 5 tahun. Hasil perhitungan menunjukkan total biaya penyusutan selama
satu tahun adalah Rp1.094.174,00 dan Rp273.543,50 per tiga bulannya .
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dan totalnya selalu berubah-ubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan usaha. Besar kecilnya total biaya variabel
dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Biaya variabel per 3 bulan (1 kali musim
tanam) dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2, total biaya variabel kubis ungu
organik pada CV. GS Organik adalah Rp795.000,00 per satu kali musim tanam. Dengan
demikian, total biaya variabel kubis ungu organik per tahun adalah Rp795.000,00 x 3 =
Rp2.385.000,00 (Sulistyana, Mulyo, and Jamhari 2014).
Tabel 2. Biaya variabel kubis ungu organik per satu kali musim tanam.
Uraian
Jumlah
Harga satuan
(Rp)
Total Harga
(Rp)
Benih kubis
ungu
1 bungkus
35.000
35.000
Pupuk kandang
4 karung (200kg)
25.000
100.000
Vol. -, No. -, Thn
[Pendapatan Kubis Ungu Organik Pada CV. GS Organik]
https://blantika.publikasiku.id/
Pulsa listrik
3 bulan
100.000
300.000
Tenaga kerja
2 orang
60.000
360.000
Total
795.000
Sumber: Hasil Analisis Data, 2022.
Biaya Total
Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.
Perhitungan biaya total kubis ungu organik per satu kali musim tanam adalah sebagai
berikut:
TC = FC + VC
= Rp273.543,50 + Rp795.000,00
= Rp1.068.543,50
Biaya total kubis ungu organik dalam satu tahun (3 kali musim tanam) dapat dihitung
sebagai berikut:
TC = FC + VC
= Rp1.094.174 + Rp2.385.000,00
= Rp3.479.174,00
Penerimaan
Penerimaan merupakan hasil harga jual kubis ungu organik (P) dikali jumlah
produksi kubis ungu organik (Q) atau secara matematis dapat ditulis TR= P.Q. Produksi
yang dihasilkan selama satu kali musim panen adalah 120 kg, dari panjang setiap
bedeng 10 m, lebar 1 m dan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Setiap bedeng menghasilkan
30 pohon (30kg). Harga jual kubis ungu organik per kg adalah Rp35.000,00. Dalam satu
kali musim panen diperoleh 120 kg x Rp35.000,00 = Rp4.200.000,00 (Nofrian 2023).
Total penerimaan kubis ungu organik dalam satu tahun dapat dihitung sebagai
berikut:
TR = P.Q
= Rp35.000,00 x 360 kg
= Rp12.600.000,00
Jadi, total penerimaan kubis ungu organik dalam satu tahun (3 kali musim panen) adalah
sebesar Rp12.600.000,00 (Sabrina 2021).
Pendapatan
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan biaya total (TC).
Perhitungan pendapatan kubis ungu organik selama satu tahun adalah sebagai berikut:
Pd = TR TC
= Rp12.600.000,00 Rp3.479.174,00
= Rp9.120.826,00
[Pendapatan Kubis Ungu Organik Pada CV. GS Organik]
Vol. -, No.-, Thn
626
Analisis R/C ratio
R/C ratio merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk menyatakan
kelayakan suatu usahatani apakah menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Usahatani dikatakan menguntungkan apabila nilai R/C ratio > 1. Perhitungan untuk
memperoleh nilai kelayakan usahatani kubis ungu organik sebagai berikut:
R/C =
=
= 3,62
Dengan demikian, nilai R/C ratio pada kubis ungu organik di CV. GS Organik
adalah sebesar 3,62. Hal ini berarti setiap Rp1,00 yang dikeluarkan untuk biaya
usahatani kubis ungu organik maka akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp3,62.
Berdasarkan perhitungan R/C ratio dari kubis ungu organik > 1 menunjukkan bahwa
kubis ungu organik yang dijalankan CV. GS Organik layak untuk diusahakan (Press,
Ilmiah, and Dosen n.d.). Usahatani kubis ungu organik yang dijalankan oleh CV. GS
Organik di Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, layak untuk
diusahakan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap unit biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi kubis ungu organik menghasilkan keuntungan yang lebih dari tiga kali
lipat dari nilai biaya tersebut.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan kubis ungu
organik yang diperoleh CV. GS Organik selama 1 tahun adalah Rp9.120.826,00
sedangkan nilai R/C ratio sebesar 3,62. Artinya setiap Rp1,00 yang dikeluarkan untuk
biaya usahatani kubis ungu organik maka akan menghasilkan keuntungan Rp3,62.
Dengan demikian karena nilai R/C > 1 maka usahatani kubis ungu organik di CV. GS
Organik layak diusahakan.
Saran
Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi CV.
GS Organik dalam mengembangkan usahanya ke skala yang lebih besar untuk
meningkatkan pendapatan. Selain itu, cara perhitungan mulai dari biaya tetap, biaya
variabel, biaya total, penerimaan, pendapatan hingga R/C ratio dapat digunakan
sebagai contoh untuk komoditas lainnya yang ada di CV. GS Organik.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Ir Bambang. 2002. Wortel, Teknik Budi Daya Dan Analisis Usaha Tani.
Kanisius.
Case, Karl E., and Ray C. Fair. 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi, Edisi 8, Jilid 1.
Erlangga.
Fristya, Ade. 2019. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usahatani Kubis
Ungu (Brassica Oleracea L. Var. Capitata. F. Rubra)(Studi Kasus: Desa Sirumbia
Kecamatan Simpang Empat).” Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sumatera
Vol. -, No. -, Thn
[Pendapatan Kubis Ungu Organik Pada CV. GS Organik]
https://blantika.publikasiku.id/
Utara.
Halil, Abdul, and Rahmawati Rahmawati. 2020. “Analisis Pendapatan Dan Efesiensi
Usaha Pembibitan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Kabupaten
Takalar.Journal TABARO Agriculture Science 3(2):37379.
Iwantari, Ayu. 2012. “Pengaruh Pemberian Biofertilizer Dan Jenis Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Kubis (Brassica Oleracea).”
Manalu, Bungaria Fitri Eki. 2019. “Analisis Usahatani Kubis (Studi Kasus: Desa Kuta
Rayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo).”
Mutasowifin, Ali. 2003. “Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Syariah Di
Pasar Nonmuslim.Jurnal Universitas Paramadina 3(1):2539.
Nofrian, Niko. 2023. Analisis Kelayakan Usahatani Jagung Hibrida (Zea Mays) Di
Nagari Malai V Suku Timur Kecamatan Batang Gasan Kabupaten Padang
Pariaman.”
Nurmala, Lesria, Soetoro Soetoro, and Zulfikar Noormansyah. 2017. “Analisis Biaya,
Pendapatan Dan R/C Usahatani Kubis (Brassica Oleraceal)(Suatu Kasus Di Desa
Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis).” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Agroinfo Galuh 2(2):97102.
Press, Buku U. S. M., Pidato Ilmiah, and Tugas Akhir Dosen. n.d. Kajian Pemanfaatan
Kubis Merah (Brassica Oleracea L.) Sebagai Antioksidan Dan Aplikasinya Pada
Kerupuk Kubis Merah.
Rafi, Deni Andaru Raditya. 2023. “Analisis Pengaruh PDRB, Inflasi, Suku Bunga, Dan
Nilai Tukar Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Makanan Dan Non Makanan Di
Indonesia 2010-2020.
Sabrina, R. 2021. Pemberdayaan Petani Dalam Peningkatan Kinerja Pertanian (Suatu
Kajian Dengan Pendekatan Teoritis).” JASc (Journal of Agribusiness Sciences)
4(2):100104.
Sine, Jilian Nonchie, Kudji Herewila, and Lika Bernadina. 2020. “Analisis Pendapatan
Pepaya Organik Pada CV GS Organik Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang
Tengah.” Jurnal Excellentia 9(01):5864.
Sulistyana, Pradesi, Jangkung Handoyo Mulyo, and Jamhari Jamhari. 2014. “Konsumsi
Beras Organik Pada Tingkat Rumah Tangga Di Kota Yogyakarta.” Agro Ekonomi
25(1).
Syakur, Abd, Abd Hadid, and Dian Gustiani. 2017. Pemanfaatan Naungan Dan Mulsa
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicium Esculentum
Mill.).Agroland: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 24(2):95102.