|
Blantika: Multidisciplinary Jornal Volume 2 Number 9, Juli, 2024 p- ISSN 2987-758X e-ISSN 2985-4199 |
|
Pengaruh
Fasilitas Kantor dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Pusat Standardisasi
Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Desty Apriliantini Universitas
Bina Sarana Informatika, Indonesia E-mail: destyapriliantini@gmail.com |
||
ABSTRAK Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan, BPPMHKP Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI yang bergerak
dalam bidang kelautan dan perikanan memiliki visi misi untuk mendukung
terwujudnya masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera dan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
Salah satu untuk muwujudkan visi misi tersebut adalah dengan dimilikinya fasilitas kantor dan disiplin kerja di setiap pegawai agar tercapainya kinerja yang lebih baik lagi. Metode pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah metode
observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi dengan metode penelitian kuantitatif menggunakan analisis statistik. Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan memiliki fasilitas kantor yang memadai dan disiplin kerja sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, dan apabila ada pegawai yang melanggar akan dikenakan sanksi mulai dari sanksi
yang ringan sampai sanksi yang berat. Dengan dilakukannya analisis terhadap fasilitas kantor dan disiplin kerja maka akan diperoleh
hasil tinggi atau rendahnya kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI. Kata Kunci: Fasilitas Kantor, Disiplin Kerja, Pusat Standardisasi ABSTRACT The Center for System Standardization
and Compliance, BPPMHKP - Ministry of Marine Affairs and Fisheries of the
Republic of Indonesia which is engaged in the marine and fisheries sector has
a vision and mission to support the realization of a prosperous marine and
fisheries community and sustainable marine and fisheries resources. One of
the ways to realize the vision and mission is to have office facilities and
work discipline in each employee in order to achieve better performance. The
data collection methods used in this research are observation, interview,
questionnaire, and documentation with quantitative research methods using
statistical analysis. The Center for System Standardization and Compliance
has adequate office facilities and work discipline in accordance with
established regulations, and if there are employees who violate, sanctions
will be imposed ranging from light sanctions to severe sanctions. By
analyzing office facilities and work discipline, the results of high or low
employee performance at the Center for System Standardization and Compliance
at the Ministry of Marine Affairs and Fisheries RI will be obtained. Keywords: Office
Facilities, Work Discipline, Standardization Center |
||
|
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International |
|
PENDAHULUAN
Didalam sebuah instansi atau perusahaan
manapun pasti memiliki fasilitas yang beragam serta peraturan-peraturan
yang berlaku pun akan berbeda. Dunia kerja dan dunia bisnis sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dari waktu ke
waktu, begitupun dengan alat-alat teknologi yang semakin canggih. Akan tetapi, sebuah perusahaan terkadang tidak memperhatikan bahwa fasilitas kantor dapat menunjang kinerja pegawai menjadi lebih baik
lagi. Kedisiplinan pegawai juga harus di kelola dengan baik
agar perusahaan dapat mencapai visi dan misi perusahaan tersebut. Menurut Budiman
(2019:322) Pengelolaan dan pengembangan
kegiatan usaha oleh sumber daya manusia
yang dimiliki perusahaan adalah sebuah eminensi
selain dari teknologi yang digunakan dan infrastruktur pendukung alat bantu perusahaan
Menurut Apandi (2019) keberhasilan suatu perusahaan pasti memiliki kunci tersendiri salah satunya adalah kinerja karyawan. Sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan perintah,
peran, dan standar tertentu yang harus dipenuhi atas bidang
yang dijalani pada suatu periode merupakan pengertian dari kinerja. Setiap Perusahaan, Organisasi, dan Lembaga/Instansi Pemerintah memiliki fasilitas kantor yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan kegiatan yang berupa sarana dan prasarana. Fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan, dipakai, ditempati, oleh pegawai baik dalam hal
untuk kelancaran pekerjaan ataupun dalam hubungan lingkungan pekerjaan. Adanya fasilitas kantor yang lengkap dan dapat digunakan dengan baik dapat mempengaruhi
kinerja pegawai. Fasilitas kantor juga dapat menjadi salah satu indikator berhasil tidaknya tujuan organisasi yang dinilai dari kinerja.
Hasil kinerja yang baik
salah satunya apabila pegawai mampu memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat. Kedisiplinan pegawai pun merupakan indikator dari bagus tidaknya
kinerja pada suatu instansi karena semakin baik disiplin
pegawai, semakin tinggi juga prestasi kerja yang dapat dicapainya. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan
instansi dan norma-norma sosial
yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang
yang secara sukarela menaati semua peraturan
dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.
Dari uraian diatas dapat
diketahui bahwa adanya fasilitas kantor dan disiplin kerja pegawai memiliki
pengaruh terhadap kinerja pegawai di setiap perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis
tertarik mengambil judul Pengaruh Fasilitas Kantor dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI.
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini,
antara lain untuk mengetahui pengaruh fasilitas kantor terhadap kinerja pegawai di Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI, untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI, dan untuk
mengetahui pengaruh fasilitas kantor dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI.
Adapun manfaat penelitian ini adalah agar dapat memahami mengenai pengaruh fasilitas kantor dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI. Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dengan adanya fasilitas
kantor dan disiplin pegawai di kantor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan yang bermanfaat dan sebagai referensi atau bahan para peneliti berikutnya.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif. Metode ini fokus pada pencairan data dari lapangan yang realistis serta mengacu pada bukti dan teori yang telah digunakan. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah fasilitas
kantor dan disiplin kerja, variabel terikatnya yaitu kinerja pegawai. Penelitian ini ditujukan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dengan cara mencari
besarnya variabel-variabel bebas/independen terhadap variabel terikat/dependent. Tujuan penelitian
ini dilakukan untuk meneliti dan menganalisis pengaruh fasilitas kantor dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI.
Dalam penelitian ini populasinya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Tenaga Honorer Pusat Standardisasi
Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI dengan jumlah populasi sejumlah 300 pegawai. Dalam penelitian ini, karena banyak
populasi pekerja pada Pusat
Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI sejumlah
300 Pegawai. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.
Bila memiliki populasi yang
besar, peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Dari sampel yang ada dapat dipelajari
dan kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Ada beberapa pedoman penentuan jumlah sampel, salah satunya menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah:
Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 75 responden.
Untuk pengambilan sampel setiap populasi
yang ingin diteliti memiliki ciri-ciri yang berbeda sehingga teknik pengambilan sampel ini dirasa
cukup sesuai dengan jumlah kuota
yang ditentukan yaitu dengan rumus slovin.
Teknik ini tidak memperhitungkan jumlah populasi akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan kuesioner kepada responden tertentu. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuesioner terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan. Dari jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu 75 pegawai yang merupakan Pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI.
Definisi Operasional
Variabel
Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini ini adalah variabel
bebas dan variabel terikat. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:
1.
Fasilitas Kerja (Variabel X1) adalah sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan kepada pegawainya untuk menunjang aktivitas kerja pegawai. Fasilitas kerja juga memberikan banyak manfaat untuk sebuah
perusahaan ataupun instansi pemerintah, yang mana fasilitas kerja ini dapat meningkatkan
produktivitas karyawan, meningkatkan retensi karyawan, dan meningkatkan citra perusahaan.
2.
Disiplin Kerja (Variabel X2) adalah suatu sikap
dan perilaku seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan taat pada peraturan yang berlaku di perusahaan. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Meningkatkan disiplin kerja dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti memberikan
pelatihan tentang disiplin kerja kepada pegawai, menciptakan komunikasi yang terbuka antara pemimpin dan pegawai, memberikan penghargaan kepada karyawan yang disiplin dalam bekerja, dan menerapkan sanksi yang tegas bagi pegawai yang melanggar peraturan disiplin kerja.
3.
Kinerja Pegawai (Variabel Y) adalah mengacu pada hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kinerja pegawai dapat diukur berdasarkan
kualitas, kuantitas, dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas. Adapun manfaat dari kinerja pegawai
yang dirasakan oleh suatu perusahaan atau instansi pemerintah adalah meningkatkan produktivitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas hasil kerja, meningkatkan citra sebuah perusahaan
atau instansi pemerintah serta meningkatkan motivasi dan semangat kerja.
Secara keseluruhan variabel, pengertian variabel, indikator variabel dan skala pengukuran data akan dilampirkan pada Tabel III.1
Definisi Operasional Variabel untuk penelitian ini dapat dijelaskan seperti dibawah ini:
Teknik Pengumpulan Data
Metode Observasi
Penelitian
yang dilakukan ini dengan melihat fasilitas kantor dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI.
Metode Kuesioner (Angket)
Dalam penelitian ini metode kuesioner
digunakan untuk mendapatkan data mengenai sejauh mana pengaruh fasilitas kantor dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI. Metode ini berupa pernyataan tertutup atau terbuka yang diberikan kepada responden secara langsung.
Metode Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan
studi. Dalam penelitian ini wawancara digunakan
untuk mendapatkan informasi secara lengkap mengenai pengaruh fasilitas kantor dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI.
Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan
data dengan metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang fasilitas kantor, disiplin kerja, dan data-data lainnya yang berkaitan dengan kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI.
Teknik Analisis Data
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Uji Validitas instrumen disiplin belajar menggunakan rumus Korelasi Person Product Moment. Dalam Skripsi Aprilda, (2020) menurut Sugiyono (2015:183) rumusnya sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisiensi korelasi
n = Jumlah responden
X = Skor butir angket yang dihitung dalam validitas
Y = Skor total
Nilai rxy
yang diperoleh dari perhitungan, selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel product
moment, kriterianya adalah jika rxy
> r tabel, maka
butir pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya jika ternyata rxy < r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2015:183)
Uji Reliabilitas
Reliabilitas sama dengan konsistensi.
Suatu instrument penelitian
dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai minat yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Reliabilitas suatu tes pada umumnya di ekspresikan secara nurmetik dalam bentuk koefisiensi.
Koefisien tinggi menunjukkan realibilitas tinggi dan sebaliknya. Jika suatu tes mempunyai
reliabilitas sempurna, berarti tes tersebut
mempunyai koefisiensi +1 atau -1.
Menurut Sugiyono
(2022:168) Instrumen yang realiabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan
data yang sama. Reliabilitas
menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut.
Menurut Sugiyono (2019:57) Peneliti melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode alpha cronbach.
Metode ini dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pernyataan. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien alpha croncach merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas
suatu instrumen penelitian. Dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu
kali pengukuran. Rumus yang
digunakan adalah seperti berikut ini:
Suatu instrumen
penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai apabila koefisien alpha cronbach lebih besar atau sama
dengan 0,7. Bila kriteria pengujian terpenuhi maka kuesioner dinyatakan reliabel. Skala dikelompokan dalam lima kelas range atau rentang nilai yang sama, ukuran kemantapan
alpha cronbach dapat
diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Nilai alpha cronbach
0,00 s.d 0,20 berarti kurang reliabel.
b. Nilai alpha cronbach
0,21 s.d 0,40 berarti agak reliabel.
c. Nilai alpha cronbach
0,41 s.d 0,60 berarti cukup reliabel.
d. Nilai alpha cronbach
0,61 s.d 0,80 berarti reliabel.
e. Nilai alpha cronbach
0,81 s.d 1,00 berarti
sangat reliabel.
Rumus reliabilitas
dengan menggunakan metode alpha cronbach ialah sebagai berikut:
Keterangan:
rii = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya Butir Pertanyaan atau Banyak Soal
∑σb2 = Jumlah Butir Pertanyaan
σt2 = Varians Total
Setelah didapatkan nilai realibilitas instrumen diketahui maka selanjutnya nilai tersebut dibandingkan dengan jumlah responden
dan taraf nyata. Pengambilan keputusan ini didasarkan apabila nilai
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah uji persyaratan yang digunakan untuk uji regresi dengan metode estimasi
Ordinal Least Squares
(OLS). Uji Asumsi klasik
pada umumnya ada 4 (empat), yaitu:
Uji Normalitas
Uji normalitas yang bertujuan untuk mengujikan apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Riyanto&Hatmawan,
2020). Hasil uji normalitas diharuskan
terdistribusi normal, karena
untuk uji t dan uji f mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Uji
Normalitas menggunakan Kolmogrov Smirnov. Uji normalitas ini bertujuan untuk
mengetahui bahwa data berdistribusi normal atau tidak. Maksud dari data berdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk dari distribusi normal. (Billy,
2020). Dalam menentukan hipotesis
yang diambil dalam uji normalitas, diantaranya:
H0 = H0 diterima
jika nilai tertinggi > nilai tabel, maka kesimpulan
yang diambil berdistribusi normal.
H1 = H1 diterima
jika nilai tertinggi < nilai tabel, maka kesimpulan
yang diambil tidak berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Firdauz, (2021:33) Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain.
Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas, ada dua cara yang dapat digunakan yaitu:
a.
Analisis Grafik
Dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik- titik tidak membentuk suatu pola atau
menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.
b.
Analisisi Statistik
Selain melalui scatterplot, heteroskedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas
menggunakan VIF Varian Inflation Factor yang dibantu 3 (tiga) aplikasi, yaitu microsoft excel, minitab, dan SPSS. Dengan tujuan agar hasil perhitungan akurat atau tidak terjadi
kesalahan yang besar. Jika dilakukan secara manual, potensi kesalahan dapat terjadi. Uji multikolinearitas untuk menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas.
(Billy, 2020).
Dalam menentukan hipotesis yang diambil dalam uji multikolinearitas, diantaranya:
a.
H0 =
H0 diterima jika
nilai r square
= VIF > nilai 10,00, maka
kesimpulan yang
diambil terjadi multikolinearitas.
b.
H1 diterima jika nilai r square = VIF < nilai 10,00, maka kesimpulan yang diambil tidak terjadi
multikolineritas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Riyanto&Hatmawan, (2020:140) Uji regresi
linier berganda tidak berdiri sendiri, akan tetapi diikuti
dengan uji lainnya yang saling mendukung dan berhubungan (uji koefisien determinasi, uji t dan uji f). Berdasarkan
jumlah variabel bebasnya, maka regresi dibedakan menjadi dua, yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.
Untuk regresi linier sederhana hanya terdiri dari
satu variabel bebas dan satu variabel terikat, sedangkan untuk regresi linier berganda terdiri dari dua atau lebih variabel
bebas dan satu variabel terikat. Untuk persamaan regresi linier pada umumnya dirumuskan sebagai berikut:
Y
= α + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3
Keterangan:
Y = Variabel terikat (dependent)
α = Konstanta regresi
b1, b2, b3, bi = Koefisiensi regresi (Fasilitas Kerja, Disiplin Kerja)
X1 = Variabel Fasilitas
Kantor
X2 = Variabel Disiplin Pegawai
X3 = Variabel
Kinerja Pegawai
Uji Koefisien Determinasi
(R2)
Pada uji koefisiensi
determinasi nilai determinasi menunjukkan seberapa besar presentase model regresi mampu menjelaskan variabel dependen. Batas nilai R2 adalah 0
≤ R2 ≥ 1 sehingga apabila R2 sama dengan nol (0) berarti variabel tidak bebas tidak
dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara serempak, sedangkan bila R2 sama dengan 1 berarti
variabel bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas secara serempak.
Adjusted R Square sendiri
adalah nilai R square (R2)
yang telah terkoreksi, dimana nilai ini
untuk menutupi kelemahan dari R square yang mana
nilai akan selalu membaik jika menambah variabel,
sedang Adjusted R Square nilai tidak selalu
bertambah apabila dilakukan penambahan variabel. Menurut Priyatno (2022)
menyatakan bahwa Nilai Adjusted R Square biasanya digunakan pada model regresi yang
menggunakan tiga atau lebih variabel
independent.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Validitas merupakan
suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen penelitian. Pengujian validitas itu mengacu
pada sejauh mana suatu instrumen dalam menjalankan fungsi. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. (Riyanto & Hatmawan, 2020).
Untuk menentukan valid tidaknya suatu item, kriterianya adalah jika rxy > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya jika ternyata rxy < r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2015:183) (Sugiyono,
2015:183). Pengujian validitas
ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows Version 29. Dalam penelitian ini pengujian validitas
dilakukan terhadap 75 responden. Adapun hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Uji Validitas
No |
Variabel |
Indikator |
rhitung |
rtabel |
Keterangan |
1 |
Fasilitas
Kantor (X1) |
X1.1 |
0,831 |
0,227 |
Valid |
X1.2 |
0,783 |
0,227 |
Valid |
||
X1.3 |
0,830 |
0,227 |
Valid |
||
X1.4 |
0,760 |
0,227 |
Valid |
||
X1.5 |
0,772 |
0,227 |
Valid |
||
X1.6 |
0,875 |
0,227 |
Valid |
||
X1.7 |
0,859 |
0,227 |
Valid |
||
X1.8 |
0,850 |
0,227 |
Valid |
||
X1.9 |
0,849 |
0,227 |
Valid |
||
X1.10 |
0,669 |
0,227 |
Valid |
||
2 |
Disiplin Kerja (X2) |
X2.1 |
0,725 |
0,227 |
Valid |
X2.2 |
0,899 |
0,227 |
Valid |
||
X2.3 |
0,853 |
0,227 |
Valid |
||
X2.4 |
0,813 |
0,227 |
Valid |
||
X2.5 |
0,772 |
0,227 |
Valid |
||
X2.6 |
0,803 |
0,227 |
Valid |
||
X2.7 |
0,868 |
0,227 |
Valid |
||
X2.8 |
0,835 |
0,227 |
Valid |
||
X2.9 |
0,739 |
0,227 |
Valid |
||
X2.10 |
0,851 |
0,227 |
Valid |
||
3 |
Kinerja Pegawai (Y) |
Y1 |
0,842 |
0,227 |
Valid |
Y2 |
0,874 |
0,227 |
Valid |
||
Y3 |
0,766 |
0,227 |
Valid |
||
Y4 |
0,829 |
0,227 |
Valid |
||
Y5 |
0,843 |
0,227 |
Valid |
||
Y6 |
0,895 |
0,227 |
Valid |
||
Y7 |
0,814 |
0,227 |
Valid |
||
Y8 |
0,833 |
0,227 |
Valid |
||
Y9 |
0,876 |
0,227 |
Valid |
||
Y10 |
0,763 |
0,227 |
Valid |
Sumber: Data Primer diolah Penulis, 2024
Uji Reliability
Tabel 2 Uji
Reliability
No |
Variabel |
Alpha |
Keterangan |
1 |
Fasilitas Kantor |
0,939 > 0,61 |
Reliabel |
2 |
Disiplin Kerja |
0,944 > 0,61 |
Reliabel |
3 |
Kinerja Pegawai |
0,944 > 0,61 |
Reliabel |
Sumber: Data Primer diolah Penulis, 2024
Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa semua variabel
(fasilitas kerja, disiplin kerja, dan kinerja pegawai) mempunyai nilai alpa cronbach lebih
besar dari 0,61, sehingga hasil data semua kuesioner dapat dikatakan reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogrov
Smirnov. Berdasarkan data penelitian
yang diolah menggunakan bantuan aplikasi statistik diketahui nilai signifikansi yang menunjukkan normalitas data. Data
dikatakan berdistribusi
normal apabila harga koefisien Asymptotic Significance lebih besar alpha yang ditentukan yaitu 0,05 (5%) dan sebaliknya apabila harga koefisien Asymptotic
Significance lebih kecil
alpha yang ditentukan yaitu
0,05 (5%) data dikatakan tidak
berdistribusi normal. Adapun setelah
dilakukan perhitungan dengan bantuan Aplikasi SPSS Versi 29, hasil pengujian normalitas sebagai berikut:
Gambar 1
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Primer diolah Penulis, 2024
Berdasarkan uji normalitas
Kolmogrov Smirnov didapatkan
nilai Asymp. Sig sebesar 0,20 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi
normal.
Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian
ini uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan.
Analisis Grafik
Pada Artikel Universitas Binus tentang
Memahami Uji Heteroskedastisitas
dalam Model Regresi. Grafik Scatterplot atau dapat dikatakan nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual
error yaitu ZPRED. Dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut:
a.
Jika
terdapat pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa terjadi heteroskedastisitas.
b.
Jika
tidak terdapat pola yang jelas, maupun titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Jika tidak
ada titik titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, dan titik titik pada scatterplot menyebar
secara acak di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Hal tersebut artinya menunjukkan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas.
Sumber: Data Primer diolah Penulis,
2024
Uji Glejser
Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan
Uji Glejser
Sumber: Data Primer diolah Penulis,
2024
Berdasarkan hasil
uji heteroskedastisitas dengan
cara Uji Glejser dengan cara meregresikan
antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya
(ABS_RES). Jika nilai Signifikan
(Sig.) > 0,05, maka tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi. Sedangkan jika nilai Signifikansi
(Sig.) < 0,05, maka terjadi
gejala heteroskedastisitas.
Pada Gambar IV.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
dengan nilai Signifikansi Variabel X1 (Fasilitas Kantor) adalah 0,965
dan Variabel X2 (Disiplin Kerja) adalah 0,224. Nilai signifikansi masing-masing variabel
memiliki nilai lebih dari 0,05 maka dapat disimpukan
bahwa data pengujian glejser tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas
sehingga layak digunakan dalam pengujian.
Uji Multikolinearitas
Adanya uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel dapat dilihat dari
nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factors (VIF).
Gambar 4 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data
Primer diolah Penulis, 2024
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel |
Tolerance |
VIF |
Kriteria |
X1 |
0,515 |
1,941 |
Tidak terjadi multikolinearitas |
X2 |
0,515 |
1,941 |
Tidak terjadi multikolinearitas |
Sumber: Data Primer diolah Penulis, 2024
Jika Tolerance Value dibawah 0,10 atau Variance
Inflation Factors (VIF) diatas 10 maka terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan Aplikasi SPSS Versi 29 didapatkan hasil Tolerance
Value adalah 0,515 dan Variance Inflation
Factors (VIF) adalah 1,941. Jadi dapat disimpulkan bahwa data pengujian diatas tidak terjadi
multikolinearitas dalam
model regresi.
Analisis Regresi Linear Berganda
Uji analisis regresi
linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh
simultan beberapa variabel bebas yaitu: Fasilitas Kantor (X1), Disiplin Kerja (X2) terhadap satu variabel
terikat yaitu Kinerja Pegawai (Y). Hasil pengujian tersebut sebagai berikut:
Gambar 5
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Sumber: Data Primer diolah Penulis, 2024
Berdasarkan hasil
analisis regresi model pertama dapat ditulis
persamaan regresi dengan model koefisien Unstandardized
B yaitu:
Y = 12,662 + 0,059 X1 + 0,609 X2
Adapun persamaan
regresi mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi
kinerja pegawai, maka dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Nilai Konstanta memiliki nilai positif sebesar 12.662 yang artinya fasilitas kantor dan disiplin kerja memiliki pengaruh secara simultan antara variabel independen dan variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa jika semua
variabel independen yang meliputi X1 dan X2 bernilai 0 (nol), maka Y secara
rata-rata 12.662.
2. Nilai koefisiensi regresi untuk variabel
X1 memiliki nilai positif sebesar 0,059, yang artinya fasilitas kantor berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
3. Nilai koefisiensi regresi untuk variabel
X2 memiliki nilai positif sebesar 0,609, yang artinya disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Dari hasil
penelitian ini menunjukkan nilai koefisien regresi fasilitas kantor (0,059) dan disiplin kerja (0,609); karena 0,609 > 0,059 maka disiplin kerja merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai.
Pengujian Uji
Hipotesis
Uji t
Uji t Menurut Sugiyono
(dalam Salimun dan Sugiyanto, 2021:573) uji t digunakan
untuk mengetahui
masing-masing sumbangan variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing-masing koefisien
regresi variabel bebas apakah mempunyai
pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap
variabel terikat.
Gambar 6
Hasil Uji t melalui Aplikasi
SPSS Versi 29
Sumber: Data Primer diolah Penulis, 2024
Gambar 6
Hasil Uji t melalui Aplikasi
SPSS Versi 29
Sumber: Data Primer diolah Penulis,
2024
Uji Hipotesis 1 (Pengaruh Fasilitas Kantor Terhadap Kinerja
Pegawai)
Dari Gambar 6 diatas, hasil pengujian
pada variabel fasilitas kantor diperoleh t hitung 0,575 lebih kecil dari t tabel
sebesar 1,99. Hasil ini menandakan bahwa fasilitas kantor (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI. Uji Hipotesis 2 (Pengaruh Disiplin
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai). Dari gambar 6 di atas, hasil pengujian
pada variabel disiplin kerja diperoleh t hitung 5,069 > t tabel sebesar 1,99. Hasil ini menandakan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Uji F
Dalam penelitian ini
uji statistik F digunakan untuk mengetahui seluruh variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel fasilitas kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Adapun hasil uji statistik F dari SPSS dapat diketahui sebagai berikut:
Sumber: Data Primer diolah Penulis, 2024
Berdasarkan Gambar 7 menunjukkan F hitung
sebesar 29.191 > 3,12 F tabel
maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen yaitu fasilitas kantor (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap variabel dependen kinerja pegawai (Y).
Uji Koefisiensi Determinasi
Koefisiensi determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Uji Koefisien Determinasi Parsial
Gambar 8 Hasil Analisis Koefisiensi Determinasi Parsial Variabel Fasilitas Kantor (X1) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data Primer diolah Penulis, 2024
Berdasarkan Gambar 8 di atas, diperoleh koefisiensi determinasi parsial sebesar 0,251, dapat disimpulkan bahwa variabel Fasilitas Kantor (X1) memiliki kontribusi pengaruh terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y) sebesar 25,1%. Sedangkan sisanya 74,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dilakukan penelitian.
Gambar 9 Hasil Analisisis Koefisiensi Determinasi Parsial Variabel Disiplin Kerja (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Sumber: Data Primer diolah Penulis, 2024
Berdasarkan Gambar 9 di atas, diperoleh koefisiensi determinasi parsial sebesar 0,438, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel Disiplin Kerja (X2) memiliki kontribusi pengaruh terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y) sebesar 43,8%. Sedangkan sisanya 56,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dilakukan penelitian.
Uji Koefisiensi Determinasi Simultan
Gambar 10 Hasil Analisis Koefisiensi Determinasi Simultan Variabel Fasilitas Kantor (X1) dan Disiplin
Kerja (X2) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
Sumber: Data
Primer diolah Penulis, 2024
Berdasarkan gambar
10 di atas, diperoleh nilai koefisensi determinasi sebesar 0,448, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel fasilitas kantor (X1) dan disiplin kerja (X2) memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja pegawai (Y) sebesar 44,8%. Sedangkan sisanya 55,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dilakukan penelitian.
Pengaruh Fasilitas Kantor (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Pusat Standardisasi Sistem
dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Pada uji t di hipotesis pertama
hasil pengujian pada variabel fasilitas kantor diperoleh t hitung 0,575 lebih kecil dari t tabel
sebesar 1,99. Dari data analisis
ini menunjukkan bahwa Fasilitas Kantor tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan
oleh Fauzan P (2020) yang menunjukkan
bahwa bahwa fasilitas kantor tidak memiliki kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI. Dengan demikian, diharapkan fasilitas kantor di Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan dapat lebih diperhatikan kembali agar tercapainya kinerja pegawai yang lebih baik lagi.
Pengaruh Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Pada uji t di hipotesis kedua hasil pengujian
pada variabel disiplin kerja diperoleh t hitung 5,069 > t tabel sebesar 1,99. Dari data analisis ini menunjukkan bahwa Fasilitas Kantor berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan.
Hasil penelitian
ini diperkuat dengan pendapat dari Agustina (2018) bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Dengan demikian, disiplin kerja memiliki kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI. Dapat dikatakan bahwa disiplin kerja pada setiap pegawai dapat menciptakan kinerja yang lebih tinggi.
Pengaruh Fasilitas Kantor (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Untuk variabel
fasilitas kantor (X1) dan disiplin kerja (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil dari hipotesis uji F nilai signifikansi F hitung yaitu 0,001 < 0,05 yang
artinya hipotesis diterima. Sehingga fasilitas kantor dan disiplin kerja memiliki pengaruh yang secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai.
Penelitian ini
diperkuat oleh Indah (2019) Berdasarkan
nilai koefisensi determinasi diketahui bahwa fasilitas kantor dan disiplin kerja memberikan pengaruh terhadap variabel kinerja pegawai (Y) sebesar 44,8%. Sedangkan sisanya 55,2% dipengaruhi oleh faktor variabel lain yang tidak dilakukan penelitian ini. Penelitian ini diperkuat dengan
penelitian terdahulu oleh
Indah Pawestri Setia Ningrum (2019) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas kantor dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan hasil dari uji T (parsial) variabel fasilitas kantor (X1) mempunyai nilai t hitung sebesar 0,575 lebih kecil dari t tabel
sebesar 1,99 yang menunjukkan
bahwa variabel fasilitas kantor (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil
nilai t hitung sebuah variabel maka kinerja pegawai
terhadap fasilitas kantor membuat kinerja pegawai menurun dan tidak maksimal.
Berdasarkan hasil dari
uji T (parsial) variabel disiplin kerja (X2) mempunyai nilai t hitung sebesar 5,069 lebih kecil dari
t tabel sebesar 1,99 yang menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
nilai t hitung sebuah variabel maka disiplin kerja
pegawai sudah sangat baik dilaksanakan oleh semua pegawai dan berpengaruh besar terhadap kinerja pegawai tersebut.
Berdasarkan hasil dari
uji F (simultan) variabel fasilitas kantor (X1) dan disiplin kerja (X2) menunjukkan F hitung sebesar 29.191lebih besar dari F tabel sebesar 3,12 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen yaitu fasilitas kantor (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap variabel dependen kinerja pegawai (Y). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik
fasilitas kantor dan disiplin kerja pegawai maka akan
semakin tinggi pula kinerja pegawai Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan di Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI.
DAFTAR
PUSTAKA
Aprilda Widad
Diyantama (2020). Pengaruh
Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa SMA Uswatun Hasanah.
Billy Nugraha (2022). PENGEMBANGAN UJI STATISTIK: Implementasi Metode Regresi Linier Berganda dengan Petimbangan Uji Asumsi Klasik. PRADINA PUSTAKA
Ghozali,
Imam. 2018. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:
Semarang
Indah Pawestri Setia Ningrum (2019). Pengaruh
Fasilitas kantor Dan Disiplin
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang
Irwan
(2022), Pengaruh Fasilitas
Kantor, Disiplin Kerja dan
Stress Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Kantor Kecamatan Koto Kampar Hulu Kabupaten
Kampar Provinsi
Riau.
Jufrizen ,
Fadilla Puspita Hadi (2021) Pengaruh Fasilitas Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Volume 7 No
1.
Lisa
Fira (2022). The Influence of Work Facilities, Work Discipline and
Leadership Style on Employee
Performance. Vol.12 No.1 https://doi.org/10.37776/manajer.v12i1.1234
Moenir.(2015).Manajemen Pelayanan
Umum Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Siswati,
E., Niki, K., Evi, F., & Rezha, S. (2022). Pengaruh Fasilitas
Kantor, Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Bappeda Kabupaten Batang Hari. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(2), 813. https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i2.1910
Sitopu, Y. B., Kevin, A. S., & Fenny, K. M.
(2021). The Influence of Motivation, Work Discipline, and Compensation on Employee
Performance. Golden Ratio of Human Resource Management, 1(2), 7283.
https://doi.org/10.52970/grhrm.v1i2.79
Slamet
Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan (2020). Metode Riset Penelitian
Kuantitatif
di Bidang Manajemen,
Teknik, Pendidikan dan Eksperimen. Sleman: Deepublish
CV. Budi Utama
Sugiyono.(2017).Metode
penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Bandung.
Wanda,
Jauhari, Saptaria.(2022). Pengaruh
Fasilitas Kantor, Motivasi
dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Kelurahan Bawang Kota Kediri.Jurnal
Ekonomi dan Manajemen
Vol.2 No.4.
Yani
Maryani, Mohammad Entang , Martinus Tukiran (2021). the
Relationship between Work Motivation,Work Discipline and Employee Performance at the Regional Secretariat of BogorCity. Archives Volume: 02 No. 0