Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru mengamanatkan empat kompetensi yang harus dikuasai guru, yaitu
kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Ada 2 (dua) kompetensi yang
berkaitan dengan TIK: 1) kompetensi pedagogik, yaitu memanfaatkan TIK untuk
kepentingan pembelajaran; dan 2) kompetensi profesional, yaitu memanfaatkan TIK
untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri (Melodiana, Meirliyanto, & Darmawan,
2024, hlm. 21).
Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar guru di SMK Negeri 1 Bulango Utara
masih mengandalkan metode pembelajaran konvensional, seperti ceramah bahkan catat
bahan sampai habis. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam upaya
mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Kurangnya literasi digital dan
pengalaman dalam memanfaatkan platform teknologi menjadi kendala utama bagi para
guru, terutama bagi guru yang kurang familiar dengan penggunaan perangkat digital.
Meski demikian, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal ini. Berbagai
pelatihan, workshop, in-house training, webinar, dan kegiatan berbagi praktik baik telah
diselenggarakan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan teknologi
dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi kepala sekolah didalam kelas, saat ini
terdapat 84% guru yang telah aktif memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran untuk
menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Namun demikian, proses
transformasi menuju pembelajaran berbasis teknologi masih memerlukan waktu dan
dukungan yang berkelanjutan.
Setelah berbagai upaya peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan intensif dan
penelitian metode pengajaran, ditemukan inovasi pembelajaran dengan mengintegrasikan
pendekatan TPACK dan model PBL. TPACK menekankan pentingnya penggabungan
teknologi, pedagogi, dan konten secara efektif, sementara PBL berfokus pada
pembelajaran berbasis masalah, mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan
berkolaborasi dalam mencari solusi. Kombinasi kedua pendekatan ini memiliki potensi
besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan lingkungan belajar
yang interaktif dan menarik. Khususnya dalam pembelajaran Informatika kelas X.TKJ,
integrasi ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan dan antusiasme peserta didik
dalam proses belajar. Artikel ini mengkaji penerapan integrasi TPACK dan PBL serta
dampaknya terhadap kualitas pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi penerapan integrasi
pendekatan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dengan model
Problem-Based Learning (PBL) dalam pembelajaran Informatika di kelas X.TKJ di SMK
Negeri 1 Bulango Utara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana integrasi kedua
pendekatan tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dengan fokus pada
peningkatan keterlibatan, partisipasi, dan antusiasme peserta didik. Selain itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh guru dalam
menerapkan teknologi dalam pembelajaran serta mencari solusi yang tepat untuk
mengatasi kendala tersebut.
Manfaat dari penelitian ini antara lain meningkatkan keterlibatan peserta didik
melalui pendekatan TPACK dan PBL yang efektif dalam menggabungkan teknologi,
pedagogi, dan konten sehingga menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menarik.
Pendekatan ini juga membantu guru menciptakan pembelajaran yang lebih relevan
dengan kebutuhan dunia digital, meningkatkan kualitas pembelajaran, serta efisiensi
proses belajar-mengajar. Selain itu, penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam
meningkatkan literasi digital dan kompetensi dalam memanfaatkan teknologi, sesuai