Fenomena Flexing di Media Sosial
DOI:
https://doi.org/10.57096/blantika.v3i1.266Keywords:
determinisme teknologi, difusi inovasi, flexing, media sosial, pengungkapan diriAbstract
Pertumbuhan teknologi komunikasi saat ini telah menciptakan media baru yang mengubah cara orang berkomunikasi. Fenomena flexing di media sosial menjadi salah satu dampak dari perkembangan ini, di mana individu berusaha menunjukkan status sosial dan prestasi mereka secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penerapan teori komunikasi dalam fenomena flexing di media sosial dan untuk memahami sejauh mana perilaku ini dipengaruhi oleh faktor sosial dan psikologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi dan studi pustaka untuk menganalisis perilaku flexing yang muncul di kalangan pengguna media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa flexing sering kali didorong oleh kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan sosial dan validasi dari lingkungan. Selain itu, perilaku ini juga terkait dengan rasa tidak aman dan tekanan sosial yang dialami individu. Fenomena flexing adalah hasil dari kemajuan teknologi komunikasi dan difusi inovasi yang memfasilitasi interaksi sosial di dunia maya. Flexing tidak hanya sebatas pamer harta, tetapi juga mencerminkan bentuk self-disclosure yang lebih luas, yang bertujuan untuk mendapatkan perhatian dari audiens di media sosial.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ragil Kasuda, Reva Mahendra

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.